2 Tawarikh 21 7: Janji Tuhan yang Setia

"Bukankah telah berfirman TUHAN kepada keturunan Daud: Karena engkau ini telah berlaku seperti orang fasik, kaubiarkan umat-Ku menyesat dan menjauh daripada-Ku, maka Aku akan mendatangkan malapetaka besar atasmu, dan Aku akan menghalau keluargamu dan segala yang ada padamu."

Ayat dari Kitab 2 Tawarikh pasal 21 ayat 7 ini mengingatkan kita akan sebuah peringatan keras yang disampaikan Tuhan kepada keluarga Daud, khususnya Raja Yoram. Firman ini diucapkan dalam konteks hukuman atas dosa-dosa mereka yang telah membawa umat Tuhan menyimpang dari jalan kebenaran. Kata-kata ini bukanlah ancaman kosong, melainkan sebuah konsekuensi ilahi atas pilihan yang keliru dan penolakan terhadap firman Tuhan.

Kisah Yoram dan keluarganya di Kerajaan Yehuda adalah cerminan pahit tentang bagaimana keputusan seorang pemimpin dapat berdampak luas pada seluruh umat. Alih-alih memelihara dan membimbing umat Tuhan sesuai dengan perintah-Nya, mereka justru membiarkan penyembahan berhala merajalela dan umat terjerumus ke dalam kesesatan. Hal ini tentu saja sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan yang Maha Kudus, yang menginginkan umat-Nya hidup dalam kekudusan dan kesetiaan.

Keturunan Daud Janji & Konsekuensi

Namun, di balik peringatan keras ini, tersirat sebuah aspek penting dari karakter Tuhan. Janji yang diberikan kepada Daud dalam 2 Samuel 7 adalah janji tentang kekal-nya keturunannya di atas takhta Israel. Ayat ini menunjukkan bagaimana Tuhan bertindak tegas ketika janji tersebut terancam oleh ketidaktaatan. Tuhan tidak membiarkan dosa berlalu begitu saja, terutama ketika dosa tersebut merusak umat yang dikasihi-Nya.

Tindakan Tuhan bukan semata-mata pembalasan, melainkan sebuah koreksi yang mendalam. Hukuman yang datang bertujuan agar mereka menyadari kesalahannya dan kembali kepada Tuhan. Ayat ini mengajarkan bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi, dan bahwa kesetiaan kepada Tuhan adalah kunci untuk menjaga berkat dan perlindungan-Nya. Ini juga menjadi pengingat bagi setiap pemimpin dan umat untuk selalu menjaga kekudusan dan ketaatan kepada firman Tuhan.

Meskipun firman ini ditujukan kepada keluarga Daud pada masa lampau, relevansinya tetap ada hingga kini. Kita diingatkan bahwa Tuhan mengasihi umat-Nya, namun Ia juga kudus dan tidak dapat berkompromi dengan dosa. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan kesetiaan, memastikan bahwa kehidupan kita mencerminkan kasih dan kehendak-Nya, agar kita senantiasa berada dalam naungan janji-janji-Nya yang mulia.