Ketaatan & Berkat

2 Tawarikh 24:2

"Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, karena imam besar Yoyada mendidiknya."

Fondasi Ketaatan: Pengaruh Pembimbing yang Bijaksana

Ayat 2 Tawarikh 24:2 menggarisbawahi sebuah kebenaran fundamental mengenai kepemimpinan dan keberlangsungan kebaikan dalam suatu bangsa. Di tengah sejarah Israel yang seringkali berfluktuasi antara kesetiaan kepada Tuhan dan penyembahan berhala, raja Yoas menunjukkan sebuah periode stabilitas dan kebenaran. Kunci dari keberhasilan ini, sebagaimana diungkapkan oleh ayat tersebut, adalah pengaruh kuat dari imam besar Yoyada. Kalimat "Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, karena imam besar Yoyada mendidiknya" bukanlah sekadar pernyataan fakta, melainkan sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana bimbingan yang saleh dapat membentuk karakter seorang pemimpin dan dampaknya terhadap seluruh kerajaan.

Yoas naik takhta pada usia yang sangat muda, tujuh tahun, setelah ibunya, Atalya, melakukan pembantaian terhadap keluarga kerajaan. Dalam situasi yang penuh gejolak dan ancaman ini, Yoyada mengambil peran vital dalam mendidik dan membimbing Yoas. Didikan yang dimaksud di sini bukan hanya sekadar pendidikan formal, melainkan lebih kepada penanaman nilai-nilai spiritual, moral, dan hukum Taurat Tuhan. Yoyada, sebagai otoritas spiritual tertinggi, memiliki pemahaman mendalam tentang kehendak Tuhan dan prinsip-prinsip yang seharusnya menuntun pemerintahan Israel. Ia mengajarkan Yoas tentang pentingnya ketaatan kepada Tuhan, menjaga kekudusan ibadah, dan menjalankan keadilan bagi rakyatnya.

Dampak Kepemimpinan yang Benar

Hasil dari didikan Yoyada terlihat jelas dalam tindakan raja Yoas. Sejak awal pemerintahannya, Yoas senantiasa berusaha untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Ini tercermin dalam upayanya untuk memulihkan dan memperindah Bait Suci Yerusalem, serta mengembalikan ibadah yang benar setelah periode kelalaian dan bahkan pemberontakan di bawah Atalya. Yoas memerintahkan agar persembahan yang dibawa ke Bait Suci digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan rumah Tuhan. Ini menunjukkan bahwa pemerintahannya didasarkan pada prioritas spiritual yang tepat, yaitu menghormati dan memuliakan Tuhan melalui ibadah yang teratur dan terpelihara dengan baik.

Ketaatan Yoas kepada Tuhan juga berdampak pada kemakmuran dan ketertiban kerajaannya. Ketika raja dan rakyatnya berpaling kepada Tuhan, Tuhan memberkati mereka dengan kedamaian dan keamanan. Bangsa Israel dapat hidup dengan tenang, dan sumber daya negara dapat dialokasikan untuk pembangunan dan kesejahteraan, bukan hanya untuk pertahanan diri dari ancaman musuh. Ayat ini mengajarkan bahwa fondasi dari kemakmuran sebuah bangsa seringkali terletak pada ketaatan pemimpinnya kepada prinsip-prinsip ilahi.

Pelajaran Abadi

Kisah Yoas dan Yoyada memberikan pelajaran yang sangat relevan hingga kini. Pertama, pentingnya peran pembimbing yang bijaksana dan saleh, baik dalam lingkup pribadi maupun publik. Setiap pemimpin, bahkan yang berkuasa sekalipun, membutuhkan nasihat yang jujur dan berakar pada kebenaran. Kedua, ayat ini menegaskan bahwa karakter seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini. Ketiga, ketaatan kepada Tuhan adalah fondasi yang kokoh untuk stabilitas, keadilan, dan kemakmuran suatu bangsa. Ketika seorang pemimpin menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama, dampaknya akan terasa positif bagi seluruh masyarakat yang dipimpinnya.