2 Tawarikh 25:20 - Kemenangan Melalui Kepercayaan

"Tetapi Yoas, raja Israel, tidak mau mendengarkan pesan Allah, yang telah diucapkan kepadanya oleh Amazia, raja Yehuda, dan ia melancarkan serangan."

Kisah Perang dan Pilihan yang Berbeda

Ayat 2 Tawarikh 25:20 menceritakan sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda di bawah pemerintahan Raja Amazia. Setelah kemenangan telak atas bangsa Edom di Lembah Garam, semangat Amazia membuncah. Ia merasa begitu percaya diri dengan kekuatan militernya yang baru saja terbukti, bahkan ia sampai mengirim utusan kepada Yoas, raja Israel di utara, dengan sebuah tantangan perang. Permintaan ini bukanlah tanpa latar belakang. Sebagian besar tentara Yehuda sebelumnya telah dipecat oleh Amazia setelah diperingatkan oleh seorang nabi Tuhan agar tidak mengandalkan mereka. Sebagai gantinya, ia telah menyewa tentara bayaran dari Israel. Namun, ketika tentara bayaran ini diragukan kesetiaannya dan diusir kembali oleh bangsa Yehuda karena ketakutan mereka akan campur tangan Allah, timbullah ketegangan.

Yehuda Israel Pertempuran
Ilustrasi visual mengenai dua kerajaan yang terlibat dalam konflik.

Dampak Ketidaktaatan

Dalam situasi ini, seorang nabi Tuhan kembali berbicara kepada Amazia, memberinya nasihat yang bijak: "Tetapi Yoas, raja Israel, tidak mau mendengarkan pesan Allah, yang telah diucapkan kepadanya oleh Amazia, raja Yehuda, dan ia melancarkan serangan." Nasihat ini sangatlah penting. Nabi mengingatkan Amazia bahwa kemenangan sebelumnya bukanlah semata-mata karena kekuatan pasukannya, melainkan karena anugerah dan pertolongan Allah. Mengandalkan kekuatannya sendiri, atau bahkan melibatkan Israel dalam konflik yang sebenarnya adalah konflik internal, akan membawa kehancuran.

Namun, ironisnya, pesan ini ditujukan kepada Amazia untuk disampaikan kepada Yoas. Ayat yang kita bahas, 2 Tawarikh 25:20, sebenarnya menceritakan respons dari pihak Israel. Yoas, raja Israel, justru tidak mau mendengarkan pesan Allah yang disampaikan melalui Amazia. Ia memilih untuk mengabaikan peringatan ilahi dan malah melancarkan serangan. Pilihan ini adalah pengulangan dari kesalahan yang sama yang sering dilakukan oleh para pemimpin Israel dan Yehuda: menolak suara Tuhan demi kesombongan, ambisi, atau kekuatan duniawi.

Pelajaran Penting

Dampak dari ketidaktaatan Yoas adalah sebuah kekalahan yang memalukan bagi Israel. Tentara Yehuda yang tadinya hanya mengandalkan diri sendiri justru berhasil mengalahkan pasukan Israel. Kejadian ini menjadi pengingat kuat bahwa hanya dengan tunduk pada kehendak Allah dan mengakui kedaulatan-Nya, sebuah bangsa atau individu dapat mengalami kemenangan yang sejati dan berkelanjutan. Mengandalkan kekuatan sendiri, meskipun pernah berhasil sebelumnya, adalah resep untuk kehancuran ketika Tuhan tidak dilibatkan.

2 Tawarikh 25:20 mengajarkan kita tentang bahaya kesombongan rohani dan penolakan terhadap firman Tuhan. Ketika kita menolak untuk mendengarkan nasihat ilahi, kita membuka pintu bagi kerugian dan kegagalan. Kisah ini menegaskan kembali prinsip fundamental bahwa iman dan kepercayaan kepada Tuhan adalah fondasi dari segala kemenangan, baik dalam skala pribadi maupun kolektif. Kemenangan sejati selalu berasal dari ketaatan, bukan dari keangkuhan.