Simbol Pohon Kehidupan yang Tumbuh Subur

2 Tawarikh 28:13

"Dan kata mereka kepadaku: "TUHAN, Allah kami, telah memanggil kami pada waktu itu untuk mempertobatkan kami dan mengampuni kesalahan kami dan pelanggaran kami, sebab kami telah berdosa kepada-Nya.""

Renungan: Panggilan untuk Pertobatan dan Pengampunan

Ayat 2 Tawarikh 28:13 memberikan sebuah momen refleksi yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan Tuhan, khususnya mengenai respon umat terhadap teguran ilahi. Dalam konteks kitab Tawarikh, ayat ini seringkali merujuk pada situasi bangsa Israel yang telah jatuh dalam dosa dan penyembahan berhala, namun dihadapkan pada peringatan dari Tuhan melalui para nabi-Nya. Pernyataan "TUHAN, Allah kami, telah memanggil kami pada waktu itu untuk mempertobatkan kami..." menunjukkan pengakuan yang mulai tumbuh dari sebagian umat tentang sifat kasih dan keadilan Allah. Panggilan untuk "mempertobatkan kami" bukanlah sebuah hukuman semata, melainkan sebuah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Pertobatan, dalam arti teologisnya, adalah perubahan pikiran dan hati yang membawa pada perubahan perilaku. Ini bukan sekadar rasa sesal atas kesalahan yang telah diperbuat, tetapi sebuah penyesalan yang sungguh-sungguh yang mendorong seseorang untuk berbalik dari jalan yang salah dan kembali kepada Tuhan. Tuhan tidak menginginkan kehancuran umat-Nya, melainkan ingin melihat mereka kembali ke jalan yang benar, jalan yang penuh berkat dan kehidupan. Lebih lanjut, ayat ini menegaskan tujuan lain dari panggilan ilahi, yaitu "mengampuni kesalahan kami dan pelanggaran kami". Ini adalah inti dari anugerah dan belas kasihan Allah. Sekalipun manusia seringkali tersandung dan jatuh dalam dosa, Tuhan selalu membuka pintu pengampunan bagi mereka yang sungguh-sungguh bertobat. Pengampunan dari Tuhan bukanlah sesuatu yang diperoleh karena kebaikan atau kelayakan manusia, melainkan murni karena kasih dan kesetiaan-Nya. Pengakuan yang tulus bahwa "kami telah berdosa kepada-Nya" adalah langkah awal yang krusial untuk menerima pengampunan ini. Tanpa pengakuan dosa, seseorang cenderung menyalahkan keadaan atau orang lain, dan menutup diri dari kesempatan rekonsiliasi dengan Tuhan. Dalam kehidupan modern, ayat ini tetap relevan. Kita semua, tanpa kecuali, pernah dan akan terus melakukan kesalahan. Terkadang, kita menghadapi kesulitan atau penderitaan yang bisa jadi merupakan teguran dari Tuhan agar kita berhenti dan merenungkan jalan hidup kita. Apakah kita mampu melihat teguran tersebut sebagai "panggilan" untuk mempertobatkan diri? Apakah kita siap mengakui dosa-dosa kita dan memohon pengampunan? Proses pertobatan dan penerimaan pengampunan ini adalah fondasi dari hubungan yang sehat dengan Tuhan. Ini memulihkan hubungan yang rusak, memberikan kedamaian batin, dan membuka jalan bagi pembaruan rohani. Ketika kita mengakui dosa kita dan mencari pengampunan-Nya, Tuhan yang setia akan mengampuni kita dan memulihkan kita. Ini adalah janji-Nya yang selalu dapat diandalkan. Oleh karena itu, mari kita tanggapi setiap panggilan Tuhan dengan hati yang terbuka, siap untuk berubah dan menerima anugerah pengampunan-Nya.