2 Tawarikh 30:10 - Mukjizat Pemulihan

"Demikianlah orang-orang suruhan itu berjalan dari kota ke kota di tanah Efraim dan Manas, sampai ke Zebulon, tetapi mereka tertawa dan mengejek orang-orang itu."

Sebuah Awal yang Meragukan

Kisah dalam 2 Tawarikh pasal 30 menceritakan tentang Raja Hizkia yang berusaha memulihkan ibadah yang benar di Yehuda setelah masa-masa kemerosotan rohani. Hizkia mengundang seluruh Israel, baik mereka yang berada di Yehuda maupun yang tersebar di kerajaan utara, untuk datang ke Yerusalem dan merayakan Paskah yang telah lama tidak dirayakan dengan benar. Pengumuman ini disebarkan melalui utusan yang membawa surat dan pesan dari raja.

Namun, seperti yang tercatat dalam ayat 10, respons awal dari banyak orang, terutama di kerajaan utara, adalah ketidakpercayaan, ejekan, dan tawa. Mereka yang menerima pesan tersebut mungkin merasa aneh atau bahkan mustahil bagi kerajaan yang sudah lama terpecah belah dan tenggelam dalam penyembahan berhala untuk kembali kepada Tuhan dan merayakan Paskah seperti di masa lalu. Keraguan ini adalah hambatan yang signifikan bagi visi pemulihan Hizkia. Ini mengingatkan kita bahwa perubahan rohani yang besar seringkali disambut dengan skeptisisme dan penolakan.

Pesan Tawa & Ejekan
Ilustrasi pesan yang disampaikan namun disambut tawa dan ejekan.

Perubahan Hati yang Luar Biasa

Namun, ayat-ayat selanjutnya dalam pasal ini menunjukkan keajaiban sejati. Meskipun awalnya ada yang mengejek, pesan Hizkia terus bergema. Dan yang lebih menakjubkan, firman Tuhan terus bekerja di hati orang-orang. Secara bertahap, banyak orang dari berbagai suku, termasuk Efraim, Manas, Zebulon, dan Isakhar, mulai menunjukkan kerendahan hati. Mereka mengubah pikiran mereka, menyadari kebenaran ajakan Hizkia, dan memutuskan untuk pergi ke Yerusalem.

Kisah ini menegaskan bahwa meskipun awal mula sebuah gerakan rohani mungkin dipenuhi dengan keraguan dan penolakan, kekuatan pesan ilahi dan karya Roh Kudus dapat membawa perubahan hati yang mendalam. Ejekan dan tawa di awal perlahan berubah menjadi pertobatan dan keinginan untuk kembali kepada Tuhan. Ini bukan sekadar perubahan politik atau sosial, melainkan pemulihan spiritual yang otentik. Ayat 2 Tawarikh 30:10, meskipun mencatat penolakan awal, menjadi bagian dari narasi yang lebih besar tentang bagaimana Tuhan bekerja melampaui keterbatasan dan ketidakpercayaan manusia.

Pelajaran untuk Masa Kini

Ayat ini memberikan pelajaran berharga bagi kita hari ini. Pertama, dalam membawa pesan kebenaran atau visi perubahan, kita mungkin akan menghadapi penolakan, sinisme, atau bahkan ejekan. Penting untuk tidak berkecil hati, tetapi tetap teguh dalam penyampaian. Kedua, kita melihat kuasa transformasi yang hanya bisa datang dari Tuhan. Kekecewaan awal tidak selalu menjadi akhir cerita. Dengan waktu, kesabaran, dan keyakinan pada karya Tuhan, hati yang keras bisa dilunakkan, dan keraguan bisa berubah menjadi keyakinan.

Kisah Hizkia mengingatkan kita bahwa pemulihan sejati selalu melibatkan kembalinya hati kepada Tuhan dan ketaatan pada firman-Nya. Meskipun 2 Tawarikh 30:10 menggambarkan skeptisisme, itu adalah fondasi bagi kisah iman, keberanian, dan pemulihan yang luar biasa yang menyusul. Ini adalah bukti bahwa rencana Tuhan seringkali melampaui pemahaman dan penerimaan awal manusia.