"Dan ketika mereka hendak membawa keluar uang yang telah dikumpulkan ke rumah TUHAN, maka imam Hilkia menemukan kitab Taurat TUHAN yang diberikan dengan perantaraan Musa."
Ayat 2 Tawarikh 34:14 ini menceritakan sebuah momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda, yaitu saat Raja Yosias memerintahkan perbaikan Bait Allah di Yerusalem. Di tengah kesibukan pekerjaan itu, seorang imam bernama Hilkia menemukan sesuatu yang sangat berharga: kitab Taurat TUHAN, yang telah lama terlupakan. Penemuan ini bukan sekadar penemuan barang antik, melainkan penemuan kembali sumber kehidupan rohani bangsa Israel.
Pada masa itu, bangsa Yehuda telah lama menyimpang dari perintah-perintah TUHAN. Ibadah yang seharusnya berpusat pada Dia telah tercemar oleh penyembahan berhala dan praktik-praktik asing. Seolah-olah, umat Israel telah kehilangan arah rohani mereka, tenggelam dalam kesibukan duniawi dan ritual yang dangkal. Keberadaan kitab Taurat yang hilang ini mencerminkan kondisi spiritual bangsa yang mengalami kegelapan. Mereka hidup tanpa memahami kehendak Allah yang sejati, tanpa dasar yang kuat untuk iman mereka.
Ketika Hilkia menemukan kitab tersebut, ini menandakan dimulainya sebuah pemulihan. Berita mengenai penemuan ini segera sampai kepada Raja Yosias. Reaksi Yosias sangatlah luar biasa. Alih-alih mengabaikannya, ia menunjukkan penyesalan yang mendalam atas dosa-dosa nenek moyangnya dan dosa bangsa itu sendiri. Ia menyadari betapa jauhnya mereka telah tersesat. Sejarah mencatat bahwa Yosias merobek pakaiannya sebagai tanda kesedihan dan penyesalan yang tulus.
Dorongan Yosias untuk bangkit adalah kekuatan penemuan kembali firman Tuhan. Ia tidak hanya berhenti pada penyesalan, tetapi segera mengambil tindakan nyata. Yosias memanggil para tua-tua Yehuda dan Yerusalem, serta para imam dan nabi, untuk mendengarkan pembacaan kitab Taurat yang baru ditemukan itu. Ini adalah langkah awal yang penting untuk mengedukasi seluruh bangsa tentang hukum-hukum Tuhan. Ia memerintahkan agar segala sesuatu yang tertulis dalam kitab itu dilaksanakan.
Lebih lanjut, Yosias melakukan pembersihan besar-besaran di Yerusalem dan seluruh wilayah Yehuda. Ia menghancurkan semua mezbah berhala, patung-patung dewa, dan tempat-tempat penyembahan yang menyimpang. Ia juga mengembalikan ibadah kepada TUHAN sesuai dengan ajaran Taurat. Perayaan Paskah yang dirayakan Yosias adalah yang terbesar dan paling khusyuk yang pernah dicatat dalam Kitab Suci, menunjukkan bahwa pemulihan itu bukan hanya pada ketaatan ritual, tetapi juga pada kebangunan rohani yang mendalam.
Kisah Yosias dan penemuan kitab Taurat ini mengajarkan kita betapa pentingnya firman Tuhan dalam kehidupan pribadi dan kolektif. Tanpa firman-Nya, kita mudah tersesat, kehilangan arah, dan jatuh ke dalam penyimpangan. Penemuan kembali kitab Taurat oleh Hilkia menjadi simbol bahwa TUHAN selalu menyediakan jalan kembali bagi umat-Nya yang mau mencari dan taat. Sebagaimana Yosias memulihkan ibadah kepada TUHAN, demikian pula kita dipanggil untuk senantiasa mendekatkan diri pada firman-Nya, belajar darinya, dan menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan kita. Ini adalah kunci untuk menemukan kembali kehidupan rohani yang sejati dan memuaskan.