2 Tawarikh 35:1

"Kemudian Yosia merayakan Paskah bagi TUHAN di Yerusalem, dan mereka menyembelih domba Paskah pada hari yang keempat belas bulan yang pertama."

Perayaan Paskah
Ilustrasi yang melambangkan perayaan Paskah dengan sentuhan simbolik, seperti api unggun bergaya dan prasasti atau gulungan yang bertuliskan kata "Perayaan Paskah", dengan latar belakang gradien warna biru muda dan hijau pucat.

Konteks dan Makna

Ayat 2 Tawarikh 35:1 menjadi pembuka yang indah untuk catatan tentang masa pemerintahan Raja Yosia, salah satu raja Yehuda yang dianggap saleh. Ayat ini langsung membawa kita pada sebuah peristiwa penting: perayaan Paskah yang diselenggarakan oleh Yosia di Yerusalem. Perayaan Paskah bukanlah sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah pengingat krusial akan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Ini adalah momen untuk merefleksikan kasih karunia dan kesetiaan Allah.

Fakta bahwa Yosia memerintahkan perayaan ini segera setelah penemuan kembali kitab Taurat oleh Imam Besar Hilkia (seperti yang dicatat dalam 2 Tawarikh 34:14-31) sangatlah signifikan. Penemuan kitab Taurat ini memicu Yosia untuk melakukan reformasi besar-besaran di seluruh Yehuda. Ia menghancurkan berhala, menyingkirkan penyembahan kepada dewa-dewa asing, dan memulihkan ibadah kepada TUHAN sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab itu.

Menyelenggarakan Paskah, dan melakukannya dengan sangat teliti pada "hari yang keempat belas bulan yang pertama," menunjukkan kepatuhan Yosia yang mendalam terhadap perintah Musa. Bulan yang pertama dalam kalender keagamaan Israel adalah Nisan, dan Paskah dirayakan pada tanggal 14 bulan tersebut. Hal ini menegaskan bahwa Yosia tidak hanya berhenti pada penghancuran praktik-praktik dosa, tetapi juga aktif memulihkan ibadah yang benar kepada Allah.

Pelaksanaan Paskah Yosia

Kisah yang mengikuti ayat ini di pasal 35 memberikan gambaran yang lebih rinci tentang pelaksanaan Paskah di bawah Yosia. Dibandingkan dengan Paskah-paskah sebelumnya, perayaan ini digambarkan sebagai yang paling meriah dan khidmat. Yosia sendiri memberikan sumbangan hewan kurban yang sangat banyak: tiga ribu ekor lembu untuk kurban Paskah, dan tujuh ribu ekor lembu untuk kurban keselamatan. Para imam dan orang Lew juga mendapat dukungan yang memadai, yang menunjukkan betapa terorganisirnya perayaan ini dan betapa pentingnya peran mereka.

Lebih dari sekadar jumlah kurban, yang membuat Paskah Yosia luar biasa adalah partisipasi seluruh umat: seluruh Yehuda, Yerusalem, orang Yehuda dan orang Benyamin, serta penduduk Israel yang datang dari utara. Ini menunjukkan adanya pemulihan persatuan di antara umat Allah, sesuatu yang telah lama hilang akibat perpecahan dan penyembahan berhala.

Pesan untuk Masa Kini

Perayaan Paskah oleh Yosia, seperti yang dicatat dalam 2 Tawarikh 35:1, mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan terhadap firman Tuhan. Ketika kita kembali kepada ajaran-Nya dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, hidup kita akan dipenuhi dengan sukacita dan berkat. Ini juga mengingatkan kita bahwa pemulihan sejati selalu berawal dari hati yang mau bertobat dan tunduk kepada Allah. Paskah, baik secara historis maupun teologis, adalah pengingat akan pengorbanan Kristus yang menebus dosa kita dan memulihkan hubungan kita dengan Allah.