Sukacita Paskah Menggema!

Ilustrasi Perayaan Paskah yang Penuh Sukacita

2 Tawarikh 35:17 - Perayaan Paskah yang Penuh Sukacita

"Dan orang Israel yang hadir pada waktu itu menyelenggarakan Paskah itu dan merayakan hari raya Roti Tidak Beragi tujuh hari lamanya."

Ayat 2 Tawarikh 35:17 membawa kita pada gambaran yang hidup mengenai sebuah perayaan Paskah yang luar biasa, seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Yosia. Ayat ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah pengingat akan pentingnya ketaatan kepada Tuhan dan sukacita yang menyertainya ketika kita kembali kepada-Nya. Raja Yosia, seorang raja yang saleh, menginisiasi pemulihan ibadah dan ketaatan kepada hukum Tuhan setelah sekian lama bangsa Israel menyimpang. Salah satu puncak dari pemulihan ini adalah penyelenggaraan ibadah Paskah yang sangat meriah dan sesuai dengan ketetapan.

Perayaan Paskah yang digambarkan dalam ayat ini begitu istimewa karena diselenggarakan dengan penuh semangat dan ketaatan. Seluruh umat Israel yang hadir berpartisipasi aktif dalam merayakan Paskah, diikuti dengan perayaan hari raya Roti Tidak Beragi selama tujuh hari. Ini menunjukkan kedalaman komitmen mereka untuk memperingati pembebasan dari perbudakan di Mesir, sebuah peristiwa fundamental dalam iman Israel. Lebih dari sekadar ritual, Paskah pada masa Yosia adalah manifestasi dari pertobatan dan kembali kepada Tuhan. Mereka tidak hanya makan domba Paskah, tetapi juga mempersembahkan korban-korban, menyanyi, dan bersukacita bersama.

Kehadiran "orang Israel yang hadir pada waktu itu" menyiratkan kebersamaan dan partisipasi kolektif. Ini bukan perayaan individu, melainkan sebuah komunitas yang bersatu dalam iman dan sukacita. Kebersamaan ini menjadi elemen penting dalam memperkuat ikatan spiritual antar sesama umat Tuhan. Dalam konteks modern, ayat ini mengingatkan kita akan nilai ibadah bersama dan pentingnya komunitas iman. Ketika kita merayakan kebesaran Tuhan bersama-sama, sukacita kita menjadi berlipat ganda dan iman kita semakin diteguhkan.

Tujuh hari perayaan Roti Tidak Beragi yang mengikuti Paskah juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Roti tidak beragi melambangkan kehidupan yang murni, tanpa "ragi" dosa dan kejahatan. Perayaan ini menekankan perlunya hidup dalam kekudusan dan menjauhi segala sesuatu yang dapat mencemari hubungan kita dengan Tuhan. Yosia dan rakyatnya sedang membersihkan diri dari kebiasaan lama yang buruk dan memulai lembaran baru yang penuh dengan ketaatan.

Kisah dalam 2 Tawarikh 35 ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Di tengah kesibukan dan tantangan hidup, penting bagi kita untuk menyisihkan waktu merayakan dan memperingati karya penebusan Tuhan. Baik itu melalui ibadah Paskah, perayaan Ekaristi, atau bentuk ibadah lainnya, mari kita lakukan dengan hati yang tulus, penuh sukacita, dan dalam kebersamaan. Sama seperti Yosia yang membawa bangsanya kembali kepada Tuhan, kita pun dipanggil untuk terus memperbarui komitmen kita kepada-Nya, hidup dalam kemurnian, dan bersukacita dalam kasih karunia-Nya yang melimpah. Kehidupan yang berpusat pada Tuhan pasti akan dipenuhi dengan sukacita yang sejati dan langgeng.