"Bukankah Akhan bin Zerah itu berbuat sesuatu yang terlarang, sehingga jatuhlah murka TUHAN atas umat Israel? Orang itu seorang diri tidak binasa karena kesalahannya itu."
Ilustrasi: Kesalahan Akhan dan Dampaknya
Ayat Yosua 22:20 merupakan pengingat yang kuat tentang pentingnya integritas dan tanggung jawab individu dalam komunitas umat Tuhan. Konteks ayat ini adalah ketika suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye membangun mezbah besar di tepi Sungai Yordan, yang kemudian menimbulkan kecurigaan di antara suku-suku Israel lainnya. Mereka khawatir bahwa mezbah tersebut dibangun untuk penyembahan berhala, yang akan membawa murka Tuhan atas seluruh bangsa.
Untuk meredakan ketegangan dan memberikan klarifikasi, para pemimpin suku-suku tersebut mengirimkan sekelompok imam dan tokoh terkemuka untuk berbicara dengan suku-suku di sebelah timur Yordan. Dalam pembicaraan tersebut, Yosua, sebagai pemimpin umat, mengingatkan mereka tentang peristiwa tragis yang menimpa Akhan bin Zerah. Akhan, karena mengambil barang rampasan yang dikhususkan kepada Tuhan saat penaklukan Yerikho, telah membawa kehancuran dan kematian tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi banyak orang Israel lainnya. Kejadian ini menunjukkan betapa satu orang yang tidak setia dapat berdampak buruk pada seluruh umat.
Pentingnya kesetiaan dan kejujuran dalam menghadapi Tuhan dan sesama tidak bisa dilebih-lebihkan. Yosua 22:20 secara eksplisit menyatakan bahwa Akhan "seorang diri tidak binasa karena kesalahannya itu." Pernyataan ini menekankan bahwa dosa Akhan memiliki konsekuensi yang luas, merugikan seluruh umat Israel. Murka Tuhan bukan hanya ditujukan pada pelakunya, tetapi juga menimpa komunitas yang tercemar oleh ketidaksetiaan salah satu anggotanya. Hal ini mengajarkan kita bahwa setiap tindakan, baik yang benar maupun yang salah, memiliki resonansi yang melampaui diri sendiri.
Dalam konteks modern, ayat ini mengajak kita untuk merefleksikan integritas pribadi kita dalam segala aspek kehidupan. Apakah kita hidup dengan jujur dan setia kepada Tuhan dalam perkataan, perbuatan, dan pikiran kita? Apakah kita menyadari bahwa ketidaksetiaan atau ketidakjujuran kita dapat memberikan dampak negatif bagi keluarga, gereja, tempat kerja, dan masyarakat luas? Ketaatan pada prinsip-prinsip moral dan spiritual bukan hanya masalah pribadi, tetapi juga merupakan tanggung jawab komunal.
Melalui peristiwa Akhan yang diingatkan dalam Yosua 22:20, umat Tuhan dipanggil untuk hidup dalam kesucian dan ketaatan. Keberhasilan dan berkat Tuhan seringkali bergantung pada kesediaan seluruh umat untuk tetap setia kepada-Nya. Ketika salah satu anggota komunitas gagal dalam kesetiaannya, seluruh komunitas dapat merasakan dampaknya. Oleh karena itu, mari kita renungkan kembali komitmen kita kepada Tuhan dan berjuang untuk hidup dengan integritas yang memuliakan nama-Nya, serta menjadi berkat bagi sesama. Keselamatan dan kemakmuran umat Allah di masa lalu seringkali terkait erat dengan ketaatan kolektif dan individu.