"Juga, apabila orang asing, yang tidak termasuk umat-Mu Israel, datang dari negeri yang jauh oleh karena nama-Mu -- sebab mereka akan mendengar tentang nama-Mu yang besar dan tangan-Mu yang perkasa serta lengan-Mu yang terentang -- apabila mereka datang menyembah ke rumah ini,"
Ayat 2 Tawarikh 6:32 membawa pesan universal tentang harapan dan penerimaan dalam doa. Dalam konteks penahbisan Bait Suci oleh Raja Salomo, ayat ini melampaui batas-batas kebangsaan Israel. Ia menegaskan bahwa Allah yang berdiam dalam Bait Suci itu adalah Allah yang Maha Tinggi, yang kepedulian-Nya menjangkau semua orang yang mencari-Nya. Kata "orang asing" di sini merujuk pada mereka yang bukan bagian dari perjanjian Israel, namun kerinduan mereka untuk mendekat kepada Tuhan dan mendengarkan nama-Nya yang kudus diakui.
Kekuatan dari ayat ini terletak pada pengakuannya bahwa Allah dikenal melalui "nama-Mu yang besar dan tangan-Mu yang perkasa serta lengan-Mu yang terentang." Ini adalah gambaran tentang kekuatan, kekuasaan, dan kemurahan hati Allah yang nyata. Tangan yang perkasa dan lengan yang terentang melambangkan tindakan penyelamatan dan perlindungan yang telah Allah tunjukkan, baik kepada Israel maupun kepada bangsa-bangsa lain yang menyaksikan perbuatan-Nya. Harapan yang ditawarkan adalah bahwa siapapun, dari manapun asalnya, jika mereka datang dengan kerendahan hati dan iman, serta menyembah di rumah Tuhan, doa mereka akan didengar.
Dalam dunia yang seringkali membatasi akses berdasarkan identitas atau asal-usul, ayat ini menjadi pengingat yang menyegarkan bahwa kasih dan penerimaan Allah tidak terbatas. Ia membuka pintu bagi semua orang untuk mengalami hadirat-Nya. Ini adalah seruan untuk menanggalkan prasangka, baik yang kita miliki terhadap Allah maupun terhadap sesama, dan membuka hati untuk menerima siapa saja yang tulus mencari Tuhan. Doa orang asing ini tidak hanya sekadar permintaan, tetapi merupakan ekspresi kekaguman dan pengakuan atas kebesaran-Nya yang telah mereka dengar atau saksikan.
Bait Suci yang dibangun Salomo bukan hanya tempat ibadah bagi Israel, tetapi juga menjadi mercusuar harapan bagi seluruh dunia. Melalui ayat ini, kita diajak untuk merenungkan sifat Allah yang melimpah ruah dan penuh kasih. Ia ingin dikenal dan dialami oleh semua suku bangsa. Ketika kita berdoa, kita mungkin merasa sebagai orang asing di hadapan kebesaran-Nya yang tak terhingga, namun janji ini menegaskan bahwa bahkan dalam ketidaktahuan atau keterbatasan kita, Dia tetap mendengar. Kuncinya adalah datang dengan hati yang tulus, beribadah, dan mengakui kebesaran-Nya.
Oleh karena itu, marilah kita mengambil inspirasi dari 2 Tawarikh 6:32. Ingatlah bahwa Tuhan mendengar doa orang yang datang kepada-Nya, siapapun mereka. Terbukalah untuk menerima ajaran-Nya, dan jangan pernah ragu untuk membawa permohonan Anda kepada-Nya. Jangkauan kasih-Nya lebih luas dari yang bisa kita bayangkan.
Mulai Berdoa Sekarang