Kasih Budhi

2 Yohanes 1:13

"Banyak hal lain yang hendak kutulis kepadamu, tetapi tidak dengan tinta dan kitab, melainkan kelak akan kuutarakan dengan kata-kata, supaya percakapan kita bersifat muka dengan muka dan sukacita kita menjadi penuh."

Ayat 2 Yohanes 1:13, meskipun singkat, menyimpan pesan yang mendalam tentang komunikasi, persekutuan, dan kepenuhan sukacita dalam hubungan Kristiani. Rasul Yohanes, yang menulis surat ini, menunjukkan kerinduan yang tulus untuk berkomunikasi secara lebih pribadi dengan para pembacanya, bahkan ketika ia memiliki banyak hal lain yang ingin disampaikan melalui tulisan. Hal ini menegaskan betapa pentingnya interaksi tatap muka bagi kepenuhan hubungan spiritual.

Dalam konteks surat-surat Yohanes, ada penekanan yang kuat pada kasih dan kebenaran. Yohanes seringkali mengingatkan orang percaya untuk hidup dalam kasih satu sama lain dan berjalan dalam kebenaran Kristus. Keinginan Yohanes untuk berkomunikasi secara langsung bukan sekadar formalitas, melainkan dorongan untuk memperkuat ikatan persekutuan, berbagi lebih banyak dari kebenaran ilahi, dan pada akhirnya, mendatangkan sukacita yang lebih penuh.

Perbandingan antara "tinta dan kitab" dengan "kata-kata" dan "percakapan muka dengan muka" menyoroti perbedaan dalam kedalaman dan keintiman komunikasi. Tulisan, meskipun efektif untuk menyampaikan informasi dan doktrin, terkadang dapat kehilangan nuansa emosional, ekspresi wajah, dan kedekatan personal yang hadir dalam percakapan langsung. Yohanes menyadari bahwa beberapa kebenaran atau pengalaman mungkin lebih baik dipahami dan dirasakan melalui dialog tatap muka.

Kepenuhan sukacita yang disebutkan dalam ayat ini bukanlah sekadar kebahagiaan sesaat, melainkan sukacita yang mendalam, berakar pada hubungan yang sehat dengan Tuhan dan sesama. Persekutuan yang sejati, di mana hati dan pikiran dapat terhubung secara terbuka, adalah sarana yang penting untuk mengalami sukacita ini secara penuh. Ayat ini mengajarkan kita bahwa dalam hubungan Kristiani, komunikasi yang tulus dan tatap muka memainkan peran krusial dalam pertumbuhan iman dan kedalaman sukacita.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk memelihara hubungan yang erat, tidak hanya melalui pengajaran tetapi juga melalui interaksi yang penuh kasih. Dalam era digital ini, pesan 2 Yohanes 1:13 menjadi pengingat yang berharga. Meskipun teknologi memudahkan kita untuk tetap terhubung, kita tidak boleh melupakan nilai tak ternilai dari waktu yang dihabiskan bersama, berbagi pemikiran, kekhawatiran, dan kegembiraan secara langsung. Ini adalah cara yang ampuh untuk membangun persaudaraan yang kuat dan mengalami kepenuhan sukacita yang hanya dapat datang dari persekutuan yang mendalam dalam kasih Kristus.

Menghadapi tantangan zaman, mari kita renungkan bagaimana kita dapat menerapkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita meluangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan satu sama lain? Apakah kita berani membuka diri dan berbagi dari lubuk hati kita? Tindakan-tindakan ini, meskipun sederhana, dapat menjadi jembatan yang kuat menuju persekutuan yang lebih dalam dan sukacita yang melimpah, sesuai dengan apa yang Rasul Yohanes harapkan dari para pembacanya.