3 Yohanes 1:12

"Demikian juga kesaksian itu diberikan oleh Yesus Kristus sendiri kepada kita, dan oleh kesaksian itu kita menjadi anak-anak Allah. Barangsiapa beriman kepada-Nya, ia akan beroleh hidup yang kekal."

Simbol kesaksian dan otoritas

Menerima Kedudukan sebagai Anak Allah

Ayat 3 Yohanes 1:12 ini berbicara tentang hak istimewa yang luar biasa yang diberikan kepada setiap orang percaya. Ini bukan sekadar pengakuan informal, melainkan sebuah status yang dianugerahkan oleh Allah sendiri. "Demikian juga kesaksian itu diberikan oleh Yesus Kristus sendiri kepada kita," menggarisbawahi bahwa otoritas dan kebenaran dari pengakuan ini bersumber langsung dari Kristus. Melalui kesaksian-Nya yang otentik, kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Ini adalah fondasi dari identitas Kristen kita, sebuah kenyataan spiritual yang seharusnya membentuk cara kita memandang diri sendiri dan dunia.

Kedudukan sebagai anak Allah bukanlah sesuatu yang kita raih melalui usaha atau kebaikan kita sendiri. Ini adalah hasil dari karya penebusan Kristus dan penerimaan kita terhadap kesaksian-Nya. Ketika kita beriman kepada-Nya, kita menerima anugerah ini. Frasa "barangsiapa beriman kepada-Nya" menegaskan bahwa iman adalah kunci. Iman di sini bukan hanya sekadar kepercayaan intelektual, tetapi sebuah penyerahan diri yang penuh kasih dan ketaatan kepada Yesus Kristus. Melalui iman inilah kita mengalami transformasi dari status manusia biasa menjadi anak-anak dari Sang Pencipta.

Hubungan antara iman dan status anak Allah ini sangat kuat. Tanpa iman, kita tetap berada di luar lingkaran kasih karunia ini. Namun, dengan iman yang tulus, kita dibebaskan dari belenggu dosa dan diperdamaikan dengan Bapa. Janji yang menyertai adalah "ia akan beroleh hidup yang kekal." Ini adalah puncak dari anugerah yang ditawarkan: bukan hanya kedudukan di bumi, tetapi sebuah jaminan masa depan abadi bersama Allah. Hidup kekal ini bukan hanya tentang durasi, tetapi tentang kualitas hidup – sebuah persekutuan yang intim dan berkelanjutan dengan Allah yang penuh kasih dan kebenaran.

Mengalami kedudukan sebagai anak Allah membawa implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Kita hidup dengan kesadaran bahwa kita memiliki Bapa surgawi yang peduli, membimbing, dan melindungi kita. Ketika kita menghadapi tantangan, kita dapat berseru kepada-Nya bukan sebagai orang asing, tetapi sebagai anak kepada ayahnya. Hal ini juga mendorong kita untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, mencerminkan kasih dan kebenaran yang telah dianugerahkan kepada kita. Kesaksian Kristus adalah undangan untuk mengalami pemulihan, pengampunan, dan tujuan hidup yang sejati, yang berpuncak pada kehidupan kekal yang tak ternilai. Menerima Kristus berarti memasuki sebuah keluarga ilahi yang penuh sukacita dan harapan.

Oleh karena itu, 3 Yohanes 1:12 bukan hanya sekadar ayat yang indah untuk dibaca, tetapi sebuah pernyataan kebenaran yang memiliki kekuatan transformatif. Ia mengajak kita untuk merefleksikan betapa besar kasih Allah yang memungkinkan kita menjadi anak-anak-Nya. Mari kita terus hidup dalam kesadaran akan anugerah ini, dengan iman yang teguh kepada Yesus Kristus, dan menantikan kepenuhan hidup kekal yang telah dijanjikan. Ini adalah inti dari pesan Injil: kesempatan untuk memiliki hubungan yang tak terpatahkan dengan Allah, sekarang dan selamanya.