Amsal 30:23 - Kebijaksanaan yang Rendah Hati

"yakni perempuan yang dibenci, yang berumah tangga."

Ikon melambangkan keseimbangan dan harmoni dalam sebuah rumah tangga.

Ayat Amsal 30:23, meskipun singkat, menyimpan makna yang mendalam tentang karakter dan peran dalam sebuah tatanan kehidupan. Ayat ini menyebutkan "perempuan yang dibenci, yang berumah tangga." Terjemahan ini mungkin terdengar kontradiktif atau bahkan negatif pada pandangan pertama. Namun, penting untuk memahami konteks hikmat yang diajarkan dalam kitab Amsal, yang seringkali menggunakan perumpamaan dan ungkapan yang menantang untuk menggugah pemikiran. Dalam banyak tradisi penafsiran, frasa "perempuan yang dibenci" di sini tidak merujuk pada kebencian yang umum, melainkan pada status atau keadaan yang dihindari oleh banyak orang karena beratnya tanggung jawab atau tantangan yang melekat padanya.

Peran "yang berumah tangga" adalah fondasi dari banyak masyarakat. Ini adalah peran yang membutuhkan dedikasi, pengorbanan, dan kebijaksanaan yang luar biasa. Membangun dan memelihara sebuah rumah tangga bukan sekadar tentang fisik bangunan, tetapi tentang menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih, dan menjadi tempat pertumbuhan bagi setiap anggotanya. Dalam konteks Amsal, "perempuan yang berumah tangga" adalah gambaran dari peran yang memiliki dampak besar, baik positif maupun negatif, terhadap stabilitas dan kesejahteraan unit terkecil masyarakat ini.

Mungkin saja ayat ini ingin menekankan bahwa ada aspek-aspek tertentu dalam menjaga rumah tangga yang sangat menuntut, terkadang membuat orang merasa terbebani atau bahkan 'dibenci' karena kesulitan yang dihadapi. Ini bisa merujuk pada tantangan dalam mendidik anak, mengelola keuangan rumah tangga, menjaga harmoni antar anggota keluarga, atau menghadapi berbagai ujian kehidupan bersama. Seseorang yang mengambil peran ini dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, meskipun menghadapi kesulitan, justru menunjukkan karakter yang kuat dan berharga.

Selain itu, dalam pemahaman hikmat kuno, peran perempuan dalam rumah tangga seringkali dikaitkan dengan kemampuan untuk menciptakan ketertiban dari kekacauan, memberikan makan dan perawatan, serta menjadi pusat emosional keluarga. Ini adalah tugas yang seringkali tidak terlihat, namun sangat krusial. Ayat Amsal 30:23 bisa diartikan sebagai pengakuan terhadap beratnya tugas ini, dan bahwa orang-orang yang berhasil menunaikannya dengan baik, meskipun menghadapi tantangan berat, adalah orang-orang yang patut dihargai kebijaksanaannya, bukan dibenci. Kebijaksanaan di sini adalah kemampuan untuk mengelola kompleksitas kehidupan rumah tangga.

Dalam perspektif yang lebih luas, hikmat yang diajarkan dalam Amsal adalah tentang menjalani kehidupan yang benar dan bijaksana di semua aspek. Membangun rumah tangga yang kokoh adalah salah satu manifestasi terpenting dari hikmat tersebut. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak meremehkan peran dan tanggung jawab yang diemban oleh mereka yang secara aktif terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan rumah tangga, karena di balik itu terdapat perjuangan, dedikasi, dan kebijaksanaan yang tak ternilai. Justru dalam kemampuannya untuk "berumah tangga" dengan segala tantangannya, tersimpan sebuah bentuk kekuatan dan kebijaksanaan yang esensial bagi keberlangsungan kehidupan dan masyarakat.