Filipi 2:29 - Menerima dan Menghormati

"Sebab itu terimalah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita, dan hormatilah orang-orang yang demikian."

Ayat Filipi 2:29 ini seringkali terabaikan dalam pembicaraan mengenai kerendahan hati dan kesaksian Kristus yang menjadi inti dari pasal ini. Namun, di balik ketenangan dan kepatuhannya, terdapat sebuah perintah penting yang menghubungkan kita sebagai komunitas orang percaya: perintah untuk menerima dan menghormati mereka yang telah berjuang dan berkontribusi dalam pelayanan Injil. Ayat ini muncul setelah Rasul Paulus memuji Yesus Kristus sebagai teladan tertinggi dalam kerendahan hati dan pengorbanan diri. Setelah menyoroti Kristus, Paulus kemudian mengarahkan perhatiannya pada para pelayan-Nya yang telah menunjukkan buah dari kesaksian Kristus dalam hidup mereka.

Kata "terimalah dia" dalam konteks ini bukan sekadar ajakan untuk mengakui keberadaan seseorang, melainkan undangan yang lebih dalam untuk merangkul, menyambut, dan menempatkan mereka pada posisi yang layak dalam persekutuan. Ini adalah undangan untuk memberikan dukungan, kasih, dan penghargaan yang pantas. Frasa "dalam Tuhan" menekankan bahwa penerimaan ini harus didasari oleh iman dan pengakuan atas pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang tersebut. Kita menerima mereka bukan hanya sebagai pribadi, tetapi sebagai alat yang Tuhan gunakan untuk kemuliaan-Nya.

Lebih lanjut, ayat ini juga memerintahkan kita untuk "hormatilah orang-orang yang demikian". Penghormatan ini mencakup pengakuan atas pengorbanan, kerja keras, dan kesetiaan mereka dalam melayani Tuhan. Dalam konteks jemaat mula-mula, ini mungkin merujuk pada para pemimpin gereja, para penginjil, atau bahkan anggota jemaat yang secara khusus telah menunjukkan teladan iman yang kuat dan pelayanan yang tulus. Namun, prinsip ini tetap relevan hingga kini. Kita dipanggil untuk menghargai mereka yang telah mengabdikan diri untuk kebaikan jemaat dan penyebaran Injil, baik melalui peran formal maupun informal.

Menghormati bukan berarti mengagungkan manusia melebihi Tuhan, tetapi mengakui tangan Tuhan yang bekerja melalui manusia. Ini adalah bentuk penghargaan yang menciptakan iklim yang sehat dalam persekutuan, di mana setiap orang merasa dihargai dan termotivasi untuk terus melayani. Di tengah berbagai tantangan dan perbedaan yang mungkin ada, Filipi 2:29 mengingatkan kita akan pentingnya kesatuan dan saling menghargai sebagai keluarga Allah. Budaya saling menghargai ini akan memancarkan terang Kristus kepada dunia luar, menunjukkan bahwa kasih dan penghargaan adalah inti dari iman yang kita anut.

Ketika kita menerapkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya memberkati mereka yang kita terima dan hormati, tetapi juga memperkaya pertumbuhan rohani kita sendiri. Kita belajar untuk melihat karya Tuhan dalam diri orang lain, menumbuhkan kerendahan hati dalam diri kita, dan membangun gereja yang kokoh dalam kasih dan saling mendukung. Filipi 2:29 adalah panggilan yang sejuk dan cerah bagi kita untuk menjadi komunitas yang hangat, penuh penghargaan, dan bersukacita dalam melayani Tuhan bersama.

Ilustrasi tangan memberi bingkisan dengan simbol hati