Galatia 3:21 - Hukum dan Janji Allah

"Maka kalau demikian, adakah hukum itu melawan janji-janji Allah? Sama sekali tidak. Sebab jika ada diberikan hukum yang dapat menghidupkan, maka kebenaran pasti berasal dari hukum itu."
Hukum & Janji

Ayat Galatia 3:21 merupakan salah satu penegasan penting dari Rasul Paulus mengenai hubungan antara hukum Taurat dan janji-janji Allah. Dalam konteks surat Galatia, Paulus sedang berargumen melawan para pengajar yang bersikeras bahwa orang percaya, khususnya orang non-Yahudi, harus mengikuti hukum Taurat untuk diselamatkan. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa keselamatan tidak datang melalui perbuatan hukum Taurat, melainkan melalui iman kepada Yesus Kristus.

Pertanyaan retoris yang diajukan Paulus, "Maka kalau demikian, adakah hukum itu melawan janji-janji Allah?", menunjukkan pemahaman bahwa hukum Taurat dan janji Allah tidak bertentangan, tetapi memiliki peran yang berbeda dalam rencana penebusan Allah. Paulus menjawabnya dengan tegas, "Sama sekali tidak." Ini berarti bahwa Allah tidak pernah bermaksud hukum Taurat sebagai jalan utama menuju keselamatan. Sebaliknya, hukum tersebut memiliki fungsi lain yang krusial.

Paulus melanjutkan penjelasannya dengan menyatakan, "Sebab jika ada diberikan hukum yang dapat menghidupkan, maka kebenaran pasti berasal dari hukum itu." Pernyataan ini seringkali menimbulkan perdebatan. Namun, dalam konteks argumen Paulus, ia tidak menyangkal bahwa hukum Taurat adalah kudus, benar, dan baik. Hukum Taurat menunjukkan standar kesucian Allah dan mengungkapkan dosa manusia. Ia menyoroti ketidakmampuan manusia untuk memenuhi tuntutan Allah sepenuhnya. Dalam pengertian ini, hukum Taurat justru menunjukkan kebutuhan kita akan pembebasan yang hanya bisa datang dari luar diri kita.

Jika hukum Taurat dapat memberikan kehidupan, maka kebenaran akan berasal darinya. Namun, Paulus berulang kali menekankan bahwa hukum Taurat tidak dapat memberikan kehidupan rohani sejati. Ia tidak mampu membenarkan orang berdosa di hadapan Allah. Sebaliknya, ia adalah "pendidik" atau "pengawal" yang menuntun kita kepada Kristus (Galatia 3:24). Hukum Taurat mengungkapkan sifat dosa kita dan membuat kita sadar akan ketidaklayakan kita, sehingga mendorong kita untuk mencari pertolongan dari janji Allah yang ditepati melalui iman kepada Kristus.

Janji-janji Allah, yang telah diberikan jauh sebelum hukum Taurat diberikan kepada Musa, berakar pada anugerah dan kasih-Nya. Janji tentang keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular (Kejadian 3:15), janji kepada Abraham bahwa dalam dirinya semua bangsa akan diberkati (Kejadian 12:3), dan janji-janji mesianik lainnya, semuanya menunjuk pada Yesus Kristus sebagai penggenapannya. Keselamatan adalah pemberian cuma-cuma dari Allah yang diterima melalui iman.

Oleh karena itu, Paulus berusaha membedakan antara jalan pembenaran melalui perbuatan hukum dan jalan pembenaran melalui iman. Hukum Taurat, meskipun berasal dari Allah, tidak memiliki kekuatan untuk menghidupkan atau membenarkan orang berdosa. Ia berfungsi untuk menunjukkan standar Allah, mengungkapkan dosa, dan menuntun kita kepada Kristus. Keselamatan dan hidup baru datang semata-mata melalui iman kepada Yesus Kristus, di mana janji-janji Allah diteguhkan dan digenapi. Memahami Galatia 3:21 membantu kita untuk menghargai anugerah Allah yang melimpah dan pembebasan yang telah Ia sediakan melalui iman, bukan melalui usaha kita dalam mematuhi hukum.