Kisah hakim-hakim dalam Alkitab penuh dengan narasi tentang perjuangan, iman, dan campur tangan ilahi yang luar biasa. Salah satu momen paling menarik terdapat dalam kitab Hakim-Hakim pasal 14, yang menceritakan tentang Simson. Ayat kelima dalam pasal ini, "Kemudian turunlah Roh TUHAN menguasainya pada waktu dia turun ke Timna, dan dia menerkam singa muda itu, sedang singa itu mengaum kepadanya," bukan sekadar sebuah peristiwa dramatis, melainkan sebuah penegasan akan sumber kekuatan sejati yang dianugerahkan Tuhan kepada para pelayan-Nya.
Kisah Simson dimulai dengan permintaan yang tampaknya sederhana namun menimbulkan konsekuensi besar: keinginannya untuk menikahi seorang perempuan Filistin dari Timna. Keputusan ini, bagi bangsanya, adalah sebuah pelanggaran terhadap perjanjian dan hukum yang Tuhan berikan. Namun, di balik keputusan pribadi ini, terbentang rencana ilahi yang lebih besar. Ayub, ayah Simson, mengikuti keinginan anaknya, dan perjalanan mereka ke Timna menjadi titik tolak dari peristiwa luar biasa yang akan mengubah pandangan Simson tentang dirinya dan kekuatan yang dimilikinya.
Saat Simson dan ayahÂnya dalam perjalanan menuju Timna, seekor singa muda mengaum kepadanya. Dalam keadaan normal, menghadapi seekor singa yang mengamuk adalah sesuatu yang mustahil untuk dihadapi seorang manusia biasa, apalagi sendirian. Namun, pada saat genting inilah, yang digambarkan dalam ayat tersebut, "turunlah Roh TUHAN menguasainya." Ini bukanlah kekuatan fisik semata yang berasal dari tubuh Simson, melainkan sebuah anugerah rohani, kuasa ilahi yang mengalir ke dalam dirinya, mengubahnya dari manusia biasa menjadi instrumen Tuhan yang luar biasa.
Dengan kuasa yang dicurahkan oleh Roh TUHAN, Simson tidak hanya mampu bertahan dari serangan singa, tetapi ia menerkamnya. Tindakan ini begitu dahsyat sehingga ia merobek singa itu menjadi dua, tanpa alat bantu, tanpa persiapan, hanya dengan kekuatan yang diberikan Tuhan. Singa muda yang ganas itu, yang tadinya mengancam dengan aumannya yang mengerikan, kini tak berdaya di tangan Simson. Ini adalah demonstrasi yang jelas bahwa kekuatan sejati bukan berasal dari otot atau keberanian manusia, melainkan dari hadirat dan kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui orang-orang yang bersedia menjadi alat-Nya.
Pengalaman ini menjadi fondasi bagi banyak mukjizat dan perbuatan perkasa yang dilakukan Simson sepanjang hidupnya. Ayat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa Tuhan tidak hanya memilih orang-orang yang sempurna atau yang sudah siap, tetapi Ia menguduskan dan memberikan kuasa kepada mereka yang Ia panggil, seringkali di saat-saat yang paling tak terduga. Penting untuk diingat bahwa kekuatan ini tidak untuk kesombongan diri, melainkan untuk tujuan yang lebih besar, yaitu membebaskan umat Tuhan dari penindasan. Kisah hakim-hakim 14:5 mengajarkan bahwa ketika Roh Tuhan menguasai seseorang, batasan manusiawi dapat diatasi, dan hal-hal yang mustahil menjadi mungkin.