Lalu ia pulang, dan membunuh singa itu, dan menemukan madu dalam perut singa itu; ia mengambilnya dengan tangannya dan memakannya di tengah jalan. Sesudah ia datang kepada ayah dan ibunya, ia memberikan madu itu kepada mereka, dan mereka memakannya. Tetapi ia tidak memberitahukan kepada mereka, bahwa ia mengambil madu itu dari bangkai singa.
Kisah Hakim 14:9 membawa kita pada sebuah momen yang penuh kejutan dan pelajaran berharga dari kehidupan Simson, seorang hakim Israel yang diberkahi dengan kekuatan luar biasa. Peristiwa ini terjadi setelah Simson, dengan kuasa ilahi yang menemaninya, membunuh seekor singa muda dengan tangan kosong. Kejadian yang tampak brutal pada awalnya, ternyata menyimpan sebuah misteri yang kelak akan menjadi inti dari teka-teki yang membingungkan banyak orang.
Dalam perjalanan pulang, Simson kembali ke tempat di mana ia membunuh singa itu. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan bahwa lebah telah membuat sarang di dalam bangkai singa tersebut dan menghasilkan madu. Sesuatu yang tidak wajar dan bahkan menjijikkan bagi kebanyakan orang, justru menjadi kesempatan bagi Simson. Ia mengambil madu itu, memakannya di tempat, dan bahkan membawanya pulang untuk dibagikan kepada orang tuanya. Namun, demi menjaga penampilannya sebagai seorang yang terpilih dan memiliki kekuatan ilahi, ia memilih untuk tidak mengungkapkan asal usul madu yang didapatnya dari bangkai singa tersebut.
Poin penting dari Hakim 14:9 terletak pada paradoksnya. Bangkai singa yang melambangkan kematian dan kebusukan, ternyata menjadi sumber kehidupan dan kemanisan dalam bentuk madu. Ini adalah gambaran kuat tentang bagaimana Allah dapat bekerja dalam situasi yang paling tidak terduga sekalipun, bahkan melalui hal-hal yang tampak mengerikan atau menjijikkan bagi pandangan manusia. Simson, dengan kebijaksanaan yang mungkin terinspirasi oleh Allah, melihat potensi kebaikan di tengah ketidakmungkinan.
Kisah ini juga menyoroti aspek kerahasiaan Simson. Keputusannya untuk tidak memberitahu orang tuanya tentang asal madu tersebut mungkin didorong oleh berbagai alasan. Bisa jadi ia ingin mempertahankan misteri tentang kekuatannya, atau mungkin ia menyadari bahwa orang tuanya tidak akan memahami atau bahkan menerima kenyataan bahwa kebaikan bisa datang dari bangkai. Kejadian ini menggarisbawahi sifat Simson yang terkadang rumit dan penuh dengan tantangan pribadi.
Lebih jauh lagi, Hakim 14:9 memberikan ilustrasi tentang bagaimana kebenaran yang tersembunyi dapat ditemukan. Seperti Simson yang menemukan madu dalam bangkai singa, kita pun dapat menemukan hikmat dan berkat dari sumber-sumber yang tidak terduga, asalkan kita memiliki mata rohani yang jeli dan hati yang terbuka. Ini adalah pengingat bahwa Allah tidak terbatas pada cara-cara konvensional dalam memberikan berkat-Nya. Kisah ini, meski singkat, sarat makna dan mengajarkan tentang kekuatan, hikmat, dan misteri karya ilahi dalam kehidupan manusia.
Simson kemudian menggunakan pengalaman ini sebagai dasar teka-teki yang ia ajukan kepada para pemuda Filistin, yang kemudian menjadi ujian dan tantangan bagi mereka. Permainan kata dan kebijaksanaan yang lahir dari kejadian ini menunjukkan bagaimana Simson menggunakan setiap pengalamannya, bahkan yang paling tidak biasa sekalipun, untuk mencapai tujuan yang lebih besar yang telah digariskan baginya.