"Maka daerah itu aman empat puluh tahun lamanya."
Kisah dalam Kitab Hakim-Hakim seringkali melukiskan siklus pemberontakan, penghukuman, pertobatan, dan pembebasan yang dialami bangsa Israel. Namun, ada kalanya di tengah gejolak tersebut, muncul periode ketenangan dan kemakmuran yang patut direnungkan. Ayat Hakim-Hakim 3:30, yang menyatakan "Maka daerah itu aman empat puluh tahun lamanya," memberikan gambaran singkat namun kuat tentang dampak kehadiran seorang pemimpin yang benar dan kegigihan umat dalam menjauhi kejahatan.
Konteks ayat ini mengacu pada masa setelah kematian Ehud, seorang hakim yang menjadi pahlawan dalam membebaskan bangsa Israel dari penindasan Moab. Ehud, dengan strategi yang cerdik dan keberanian yang luar biasa, berhasil membunuh Raja Eglon dari Moab dan kemudian memimpin bangsa Israel meraih kemenangan. Setelah pembebasan ini, seperti yang dicatat dalam ayat tersebut, "daerah itu aman empat puluh tahun lamanya." Empat puluh tahun adalah rentang waktu yang signifikan, lebih dari satu generasi, yang memungkinkan stabilitas, pertumbuhan, dan kedamaian untuk berkembang.
Keamanan yang dirasakan selama empat puluh tahun ini bukanlah kebetulan semata. Ini adalah hasil langsung dari tindakan keadilan dan pemulihan yang telah terjadi. Ketika penindasan berakhir dan kejahatan dihukum, ada ruang bagi kedamaian untuk berakar. Ini mengajarkan kita bahwa keadilan adalah fondasi penting bagi setiap bentuk kedamaian yang sejati dan berkelanjutan. Tanpa keadilan, kedamaian yang ada seringkali rapuh, hanya bersifat sementara, atau bahkan merupakan kedamaian yang dibangun di atas penindasan itu sendiri.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kesucian dan ketaatan kepada Tuhan. Sejarah Israel dipenuhi dengan contoh bagaimana ketika mereka berpaling dari Tuhan, mereka akan jatuh ke dalam masalah. Sebaliknya, ketika mereka setia, Tuhan akan memberikan keamanan dan berkat. Periode empat puluh tahun kedamaian ini kemungkinan besar merupakan masa di mana bangsa Israel berusaha hidup sesuai dengan hukum Tuhan, menghindari penyembahan berhala, dan hidup dalam harmoni satu sama lain dan dengan Tuhan.
Kisah Hakim-Hakim 3:30 memberikan pelajaran yang berharga bagi kita di masa kini. Di tengah dunia yang seringkali dipenuhi konflik dan ketidakpastian, kita merindukan kedamaian dan keamanan. Ayat ini menunjukkan bahwa kedamaian bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya, melainkan buah dari tindakan kebenaran, keadilan, dan ketaatan. Ia juga menggarisbawahi betapa berharganya periode ketenangan yang panjang, yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang dan maju. Mari kita merenungkan bagaimana kita dapat berkontribusi dalam menciptakan dan memelihara kedamaian di lingkungan kita, dengan meneladani prinsip-prinsip keadilan dan kesetiaan.