Hakim-Hakim 6:18

"Jika engkau masuk ke dalam, maka TUHAN akan mempersembahkan bagimu di sana, sebab engkau masuk ke dalam rumah-Ku ini."

Ilustrasi Gedeon di hadapan Tuhan "TUHAN beserta engkau" Altar

Ilustrasi: Tanda kehadiran ilahi di hadapan orang yang beriman.

Ayat Hakim-Hakim 6:18 membuka sebuah momen krusial dalam kehidupan Gideon. Saat itu, Israel sedang tertindas oleh bangsa Midian selama tujuh tahun. Ketakutan telah mencengkeram hati mereka, membuat mereka bersembunyi di gua-gua dan mendiami pegunungan. Dalam kondisi keputusasaan seperti inilah Tuhan memilih untuk menampakkan diri kepada Gideon. Malaikat TUHAN datang kepadanya dan menyapanya, "TUHAN menyertai engkau, yaPahlawan yang gagah perkasa."

Reaksi Gideon bukanlah keberanian yang membara, melainkan keraguan dan pertanyaan yang penuh beban. Ia mempertanyakan kehadiran Tuhan di tengah penderitaan umat-Nya. Namun, justru dalam dialog inilah, Tuhan memberikan sebuah penegasan dan janji yang luar biasa. Perkataan, "Jika engkau masuk ke dalam, maka TUHAN akan mempersembahkan bagimu di sana, sebab engkau masuk ke dalam rumah-Ku ini," bukanlah sekadar sebuah undangan, melainkan sebuah deklarasi kuasa ilahi.

Kata "mempersembahkan" di sini merujuk pada tindakan mempersembahkan korban. Tuhan berjanji bahwa di tempat yang Gideon pilih untuk masuk, yaitu sebagai tanda penyerahan diri dan penundukan diri kepada Tuhan, Tuhan sendiri yang akan menyediakan dan menerima persembahan itu. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya hadir, tetapi juga bersedia untuk memimpin dan memberkati setiap langkah yang diambil dalam ketaatan kepada-Nya. Gideon, yang tadinya merasa ragu dan tidak berdaya, dihadapkan pada kebenaran yang tak terbantahkan: Tuhan yang berdaulat siap untuk bertindak.

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya menghadirkan diri di hadapan Tuhan. Seperti Gideon yang diundang untuk masuk ke dalam hadirat-Nya, kita pun dipanggil untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan terbuka. Ketika kita melangkah memasuki ruang persekutuan dengan Tuhan, baik melalui doa, pembacaan firman, maupun ibadah, kita sedang membuka diri terhadap campur tangan ilahi yang akan menyediakan dan memberkati kita.

Janji dalam Hakim-Hakim 6:18 adalah janji universal bagi setiap orang yang mencari Tuhan. Ini bukan tentang kehebatan Gideon semata, melainkan tentang karakter Tuhan yang selalu setia dan siap menyediakan segala sesuatu bagi anak-anak-Nya. Ketika kita datang kepada-Nya, kita tidak datang untuk memberi kepada Tuhan, melainkan untuk menerima dari Dia yang memiliki segalanya. Persembahan yang Tuhan terima dan sediakan adalah bukti kasih dan kuasa-Nya yang tak terbatas, yang sanggup mengubah situasi terburuk menjadi kemenangan.

Kisah ini adalah pengingat yang kuat bahwa di tengah kesulitan dan keraguan, kehadiran Tuhan adalah sumber kekuatan dan harapan yang sejati. Ia tidak membiarkan umat-Nya berjuang sendirian. Dengan masuk ke dalam hadirat-Nya, kita memberikan kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja dalam hidup kita, mengubah ketakutan menjadi keberanian, dan keputusasaan menjadi sukacita.

Persembahan yang Tuhan sediakan bagi Gideon, dan bagi kita, adalah sebuah gambaran tentang pemulihan dan pembebasan. Di saat penindasan Midian merajalela, Tuhan menjanjikan pemulihan bagi umat-Nya melalui tangan Gideon. Ini menegaskan kembali bahwa fokus Tuhan selalu pada kesejahteraan umat-Nya, dan Ia akan memperlengkapi siapa pun yang bersedia dipakai. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menghadirkan diri di hadapan Tuhan, membiarkan Dia mempersembahkan anugerah dan kuasa-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.