Kisah Gideon dalam Kitab Hakim-hakim merupakan salah satu narasi yang kaya akan makna spiritual dan pengajaran mendalam. Salah satu momen kunci dalam perjalanannya adalah yang tercatat dalam Hakim-hakim 6:19. Ayat ini menggambarkan Gideon, seorang tokoh yang sedang diliputi keraguan dan ketakutan, melakukan sebuah tindakan iman yang sederhana namun sarat dengan tujuan. Dalam konteks saat itu, bangsa Israel sedang dalam penindasan yang hebat dari bangsa Midian. Setiap tahun, panen mereka dirampas, membuat mereka hidup dalam kemiskinan dan ketakutan.
Di tengah situasi yang mencekam ini, Tuhan memilih Gideon untuk menjadi penyelamat umat-Nya. Namun, seperti banyak orang yang dipilih Tuhan, Gideon bergumul dengan rasa ketidaklayakan dan keraguan. Dia merasa kecil dan tidak berdaya. Dalam ayat yang kita bahas, Gideon memutuskan untuk mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Tindakan ini bukan sekadar ritual keagamaan biasa. Bagi Gideon, ini bisa jadi adalah sebuah permohonan, sebuah pengakuan atas kedaulatan Tuhan, dan mungkin juga sebuah cara untuk mencari tanda atau kepastian dari Tuhan.
Yang membuat momen ini begitu penting adalah bagaimana persembahan Gideon disajikan dan bagaimana Tuhan meresponnya. Gideon mempersembahkan daging persembahan yang dibakarnya. Dalam tradisi Israel kuno, mempersembahkan persembahan daging kepada Tuhan merupakan bentuk penghormatan dan penyembahan tertinggi. Namun, dalam cerita selanjutnya, Tuhan sendiri yang mengirimkan api dari batu karang untuk melalap persembahan Gideon. Ini adalah tanda yang luar biasa, sebuah konfirmasi ilahi bahwa persembahan itu berkenan kepada Tuhan, dan bahwa Tuhan hadir serta siap untuk bekerja melalui Gideon.
Ayat Hakim-hakim 6:19 ini mengajarkan kita beberapa hal. Pertama, bahwa Tuhan memperhatikan tindakan iman kita, sekecil apapun itu. Gideon, meskipun ragu, tetap memilih untuk taat dan mendekat kepada Tuhan melalui persembahan. Kedua, Tuhan seringkali menggunakan momen-momen yang tampaknya biasa untuk mengungkapkan kuasa dan hadirat-Nya. Api ilahi yang turun melalap persembahan Gideon adalah bukti bahwa Tuhan dapat membuat sesuatu yang luar biasa dari sesuatu yang sederhana.
Bagi kita saat ini, ayat ini menjadi pengingat penting. Dalam hidup, kita seringkali menghadapi tantangan dan keraguan yang membuat kita merasa kecil. Namun, seperti Gideon, kita dipanggil untuk tetap mendekat kepada Tuhan dengan hati yang tulus. Persembahan kita bisa berupa waktu, talenta, harta, atau bahkan doa yang kita naikkan. Tuhan tidak melihat pada ukuran persembahan kita, tetapi pada ketulusan hati dan iman yang menyertainya. Momen-momen sederhana dalam doa, pelayanan, atau ketaatan kita bisa menjadi titik awal Tuhan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa dalam hidup kita dan melalui kita. Hakim-hakim 6:19 adalah kisah tentang bagaimana iman yang disertai keraguan pun, ketika diarahkan kepada Tuhan, dapat membuka pintu bagi anugerah dan intervensi ilahi yang tak terduga.