Ibrani 7:9 - Imamat Melalui Melkisedek

"Dan, dapat dikatakan, Lewi sendiri, yang menerima persepuluhan, telah memberikan persepuluhan melalui Abraham, karena ia masih dalam pinggang ayahnya, ketika Melkisedek bertemu dengannya."

Memahami Signifikansi Ibrani 7:9

Ayat Ibrani 7:9 merupakan bagian penting dari argumen yang disajikan dalam Kitab Ibrani mengenai keunggulan imamat Kristus atas imamat Lewi yang berlaku di bawah Perjanjian Lama. Penulis Kitab Ibrani menggunakan sosok Melkisedek, seorang raja dan imam dari zaman kuno yang namanya disebutkan dalam Kejadian 14, sebagai kunci untuk menunjukkan bahwa imamat Kristus tidak hanya lebih tinggi tetapi juga memiliki jangkauan yang lebih luas.

Dalam ayat ini, penulis secara cerdik menunjukkan bahwa bahkan bangsa Lewi, yang menjadi imam dan menerima persepuluhan dari umat Israel, secara inheren telah mengakui otoritas yang lebih tinggi atas mereka sendiri melalui tindakan leluhur mereka, Abraham. Ketika Abraham, tokoh penting di mana bangsa Lewi berasal, memberikan persepuluhan kepada Melkisedek, ia melakukannya sebelum bangsa Lewi ada sebagai suku terpisah. Ini berarti bahwa melalui Abraham, seluruh garis keturunan Lewi telah mengakui supremasi Melkisedek, dan oleh karena itu, imamat yang diwakilinya.

Melkisedek sebagai Gambaran Kristus

Penulis Kitab Ibrani membangun argumennya dengan sangat hati-hati. Melkisedek diperkenalkan tanpa silsilah, tanpa permulaan hari-hari dan tanpa akhir kehidupan, seperti yang dijelaskan dalam Ibrani 7:3. Ketiadaan detail ini menjadikannya sosok yang abadi dan universal, sebuah gambaran ideal yang sangat cocok untuk mewakili imamat Kristus yang kekal.

Dengan menunjukkan bahwa para imam Lewi, melalui Abraham, telah memberikan persepuluhan kepada Melkisedek, penulis menegaskan bahwa imamat Melkisedek, yang diwakili oleh Kristus, memiliki otoritas yang lebih tinggi. Ini sangat penting karena imamat Lewi didasarkan pada hukum Musa dan secara biologis diturunkan. Sebaliknya, imamat Kristus adalah berdasarkan kekuatan hidup yang tak terbinasa dan telah ditahbiskan oleh Allah sendiri dengan sumpah, seperti dijelaskan dalam Ibrani 7:20-22.

Oleh karena itu, ibrani 7 9 bukan sekadar catatan historis, melainkan sebuah fondasi teologis yang kuat untuk memahami peran Kristus sebagai Imam Besar yang sempurna dan kekal. Pengakuannya oleh Abraham, dan secara tidak langsung oleh seluruh keturunan Lewi, memperkuat klaim Kristus sebagai Imam Agung yang melampaui segala otoritas imamat sebelumnya.

Pemahaman mendalam tentang ayat ini membantu umat percaya untuk melihat Kristus tidak hanya sebagai Juru Selamat, tetapi juga sebagai Pengantara yang berkuasa dan abadi, yang imamat-Nya memastikan keselamatan yang penuh dan kekal bagi semua yang datang kepada Allah melalui Dia. Ini adalah inti dari pesan Injil: melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah membuka jalan yang baru dan hidup ke dalam hadirat Allah.