"Harun harus mempersembahkan lembu jantan sebagai korban untuk penghapus dosa bagi dirinya sendiri dan untuk mendamaikan dirinya dan keluarganya."
Ayat Imamat 16:11 merupakan salah satu bagian krusial dalam perikop mengenai Hari Pendamaian (Yom Kippur). Perikop ini merinci tata cara dan makna mendalam dari ibadah tahunan yang paling suci dalam tradisi Israel kuno. Fokus utama pada ayat ini adalah peranan Harun, sang imam besar, dalam memulai serangkaian ritual penting yang bertujuan untuk menyucikan umat dari dosa-dosa mereka. Ini bukan sekadar upacara formal, melainkan sebuah tindakan yang didasarkan pada perintah ilahi dan memiliki implikasi spiritual yang sangat signifikan.
Dalam konteks Hari Pendamaian, imam besar memiliki tanggung jawab unik dan berat. Ia tidak hanya mewakili Tuhan di hadapan umat, tetapi juga mewakili umat di hadapan Tuhan. Ayat 11 secara spesifik menyoroti kebutuhan imam besar untuk terlebih dahulu mempersembahkan korban penghapus dosa untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Ini menunjukkan prinsip fundamental bahwa bahkan mereka yang melayani Tuhan dalam posisi highest harus mengakui keberdosenan mereka dan mencari pengampunan. Tanpa penyucian diri terlebih dahulu, sang imam tidak akan layak untuk melakukan pendamaian bagi seluruh bangsa.
Korban lembu jantan yang diperintahkan dalam Imamat 16:11 melambangkan pengorbanan yang diperuntukkan bagi penghapusan dosa. Daging hewan ini tidak boleh dimakan atau dibakar di mezbah kudus, melainkan harus dibawa keluar dari perkemahan dan dibakar. Tindakan ini menekankan sifat dosa yang harus disingkirkan sepenuhnya dari hadirat Tuhan dan umat-Nya. Proses ini mengajarkan bahwa pengampunan dosa memerlukan pengorbanan total dan pemisahan dari segala sesuatu yang cemar.
Makna simbolis dari ayat ini sangat kaya. Pertama, ini menegaskan bahwa dosa adalah serius dan memerlukan penebusan yang nyata. Kedua, ini menunjukkan bahwa pengorbanan binatang adalah bentuk bayaran sementara untuk menutupi dosa, sebuah gambaran foreshadowing dari pengorbanan sempurna yang akan datang. Ketiga, kebutuhan imam besar untuk membersihkan dirinya sendiri pertama kali menggarisbawahi keadilan dan kesucian Tuhan. Tidak ada seorang pun yang dapat menjangkau hadirat Tuhan tanpa terlebih dahulu berurusan dengan dosa mereka.
Oleh karena itu, Imamat 16:11 bukan hanya sekadar catatan historis tentang ritual kuno. Ayat ini memberikan wawasan teologis yang mendalam tentang sifat dosa, kebutuhan akan pengampunan, dan peran penting pendamaian. Dalam teologi Kristen, ayat ini sering dihubungkan dengan Yesus Kristus, Sang Imam Besar Agung yang telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban penghapus dosa yang sempurna dan abadi bagi seluruh umat manusia, mendamaikan kita dengan Bapa di surga. Pengorbanan-Nya melengkapi dan melampaui semua korban yang dipersembahkan di bawah Perjanjian Lama.
Memahami Imamat 16:11 membantu kita menghargai betapa dalamnya kasih karunia Tuhan dan betapa besar harga yang harus dibayar untuk pengampunan dosa. Ini mengingatkan kita bahwa penebusan bukanlah sesuatu yang bisa kita peroleh sendiri, melainkan sebuah anugerah yang harus diterima dengan iman.