"Imamat 23:20: bersama-sama dengan roti yang beragi itu kelima belas ekor kambing domba jantan itu harus dipersembahkan, bagi TUHAN, menjadi korban bakaran yang semerbak, bersama-sama dengan korban santapan dan korban curahannya."
Imamat 23 adalah sebuah pasal penting dalam Alkitab yang menguraikan kalender perayaan-perayaan suci yang ditetapkan oleh Tuhan bagi umat Israel. Ayat 20 secara spesifik merujuk pada rangkaian persembahan yang harus dipersembahkan pada Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur). Ayat ini menyatakan, "Imamat 23:20: bersama-sama dengan roti yang beragi itu kelima belas ekor kambing domba jantan itu harus dipersembahkan, bagi TUHAN, menjadi korban bakaran yang semerbak, bersama-sama dengan korban santapan dan korban curahannya."
Fokus pada "roti yang beragi" dan "lima belas ekor kambing domba jantan" mungkin terdengar spesifik dan teknis, namun di dalamnya terkandung makna teologis yang mendalam. Hari Raya Pendamaian adalah momen puncak dalam ibadah Israel, sebuah hari di mana umat berseru memohon pengampunan dosa kepada Tuhan. Ayat ini menunjukkan bahwa persembahan korban bukan hanya sekadar ritual, tetapi merupakan bagian integral dari proses pengudusan dan pemulihan hubungan dengan Sang Pencipta.
Persembahan "korban bakaran yang semerbak" melambangkan kesenangan dan penerimaan Tuhan atas persembahan tersebut. Aroma yang naik ke udara menjadi simbol doa dan hati yang tulus yang dipersembahkan kepada-Nya. Korban ini menunjukkan totalitas penyerahan diri kepada Tuhan, di mana seluruh hewan itu dibakar habis sebagai tanda ketaatan penuh.
Selain itu, penyebutan "korban santapan dan korban curahannya" menegaskan bahwa ibadah kepada Tuhan tidak hanya melibatkan persembahan hewan, tetapi juga pemberian hasil bumi (korban santapan) dan minuman (korban curahan). Hal ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan hasil dari kerja keras kita berasal dari Tuhan dan patut dipersembahkan kembali kepada-Nya. Ini adalah ungkapan syukur dan pengakuan atas kedaulatan-Nya atas seluruh ciptaan.
Dalam konteks Perjanjian Baru, persembahan-persembahan ini sering kali dipandang sebagai bayangan atau tipologi dari pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Pengorbanan Yesus adalah pendamaian yang sempurna dan abadi bagi dosa-dosa seluruh umat manusia. Melalui iman kepada-Nya, kita menerima pengampunan, kedamaian dengan Tuhan, dan hubungan yang dipulihkan, sebagaimana yang dilambangkan oleh Hari Raya Pendamaian dalam Perjanjian Lama.
Memahami Imamat 23:20 dan konteksnya memberikan wawasan berharga tentang sifat ibadah yang benar: haruslah tulus, menyeluruh, dan mengakui keilahian Tuhan atas segala aspek kehidupan kita. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kekudusan dan terus menerus mencari pendamaian serta pembaruan hubungan dengan Tuhan, yang kini dimungkinkan melalui anugerah-Nya.