Imamat 7:14

"Dan dari korban keselamatan itu, ia harus mempersembahkan sebagian sebagai persembahan unjukan kepada TUHAN, yakni dari binatang yang dipersembahkan karena nazarnya atau karena persembahan sukarela, yang dipersembahkan kepada TUHAN."

Ayat Imamat 7:14 membawa kita pada pemahaman yang mendalam tentang makna persembahan dalam tradisi keagamaan Israel kuno. Ayat ini secara spesifik berbicara tentang bagian dari korban keselamatan yang harus dipersembahkan sebagai "persembahan unjukan" kepada Tuhan. Persembahan unjukan ini memiliki makna simbolis yang penting, yaitu sebagai pengakuan atas kedaulatan Tuhan dan sebagai tanda rasa syukur atas berkat dan pemeliharaan-Nya.

Korban keselamatan, seperti yang dijelaskan dalam Imamat, adalah jenis korban yang dipersembahkan sebagai ungkapan rasa syukur atas berkat, pemulihan dari penyakit, atau penyelesaian sebuah nazar. Berbeda dengan korban bakaran yang seluruhnya dibakar untuk Tuhan, atau korban penghapus dosa yang ditujukan untuk pengampunan, korban keselamatan sebagian dimakan oleh imam, sebagian oleh orang yang mempersembahkan, dan sebagian dipersembahkan kepada Tuhan.

Dalam konteks Imamat 7:14, "persembahan unjukan" mengacu pada bagian tertentu dari binatang korban yang diangkat atau diunjukkan ke hadapan Tuhan sebagai tanda penerimaan dan pengabdian. Ini bukan sekadar ritual formal, melainkan sebuah tindakan ketaatan yang mencerminkan hati yang bersyukur dan mengakui Tuhan sebagai sumber segala kebaikan. Kehidupan yang diberkati, baik itu dalam kesehatan, keamanan, maupun kelimpahan materi, seluruhnya berasal dari Tuhan.

Syukur & Berkat

Simbol tangan yang mengangkat persembahan dan hati yang bersyukur.

Makna ayat ini relevan hingga kini. Dalam kehidupan modern, meskipun praktik korban binatang tidak lagi dilakukan, prinsip dasar dari persembahan unjukan dalam Imamat 7:14 tetap berlaku. Persembahan unjukan mengajarkan kita untuk tidak hanya menikmati berkat Tuhan secara pasif, tetapi juga untuk secara aktif mengakui dan mengembalikan sebagian dari apa yang telah kita terima kepada Tuhan. Ini bisa berupa persembahan waktu, talenta, harta benda, atau bahkan pelayanan kepada sesama yang mencerminkan kasih Tuhan.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap aspek kehidupan, termasuk berkat-berkat materi dan spiritual, adalah anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, sikap hati yang benar adalah hati yang bersyukur, yang mau membagikan berkat tersebut dan menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan. Persembahan unjukan bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah ekspresi kebebasan dan sukacita dari orang percaya yang menyadari betapa besar kasih dan kemurahan Tuhan dalam kehidupannya.

Dengan memahami Imamat 7:14, kita diajak untuk merefleksikan cara kita merespons berkat-berkat Tuhan. Apakah kita menyimpan semuanya untuk diri sendiri, ataukah kita bersedia untuk mengunjukkan sebagian dari berkat itu sebagai tanda pengakuan dan ucapan syukur? Tindakan persembahan unjukan ini menjadi jembatan antara kita dan Tuhan, memperkuat hubungan kita dengan-Nya dan menumbuhkan kerendahan hati serta kedermawanan dalam hati kita.