Imamat 8:35

"Hendaklah kamu berdiam di depan pintu Kemah Pertemuan siang dan malam, dan berpegang pada titah TUHAN, supaya kamu jangan mati, sebab demikianlah diperintahkan kepadaku."
Setia Melayani

Firman Tuhan dalam Imamat 8:35 adalah sebuah pengingat yang sangat penting bagi setiap individu yang dipanggil untuk melayani Tuhan. Ayat ini bukanlah sekadar instruksi formal, melainkan sebuah seruan untuk hidup dalam ketaatan yang teguh dan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Perintah untuk "berdiam di depan pintu Kemah Pertemuan siang dan malam" menyiratkan sebuah kehadiran yang konstan, sebuah sikap hati yang selalu siap, dan sebuah dedikasi penuh waktu kepada pelayanan Tuhan.

Dalam konteks historisnya, perintah ini ditujukan kepada para imam dan orang-orang Lewi yang bertanggung jawab atas ibadah dan pemeliharaan Kemah Suci. Namun, prinsip yang terkandung di dalamnya memiliki relevansi yang abadi bagi seluruh umat Tuhan. Ini berbicara tentang prioritas. Keberadaan kita seharusnya selalu terpusat pada hadirat Tuhan dan pekerjaan-Nya. Pintu Kemah Pertemuan adalah simbol pusat ibadah dan persekutuan dengan Allah. Berdiam di sana berarti menempatkan hubungan dengan Tuhan sebagai inti dari segala aktivitas kita.

Ketaatan Sebagai Kunci Kehidupan

Bagian kedua dari ayat ini, "dan berpegang pada titah TUHAN, supaya kamu jangan mati," menekankan aspek krusial dari ketaatan. Ketaatan bukanlah pilihan opsional, melainkan persyaratan mutlak untuk kehidupan. Kematian di sini tidak hanya merujuk pada kematian fisik, tetapi juga kematian rohani – terputusnya hubungan dengan sumber kehidupan, yaitu Tuhan. Memegang teguh firman dan perintah Tuhan adalah cara kita memastikan bahwa kita tetap terhubung dengan sumber kehidupan itu. Ini berarti mendengarkan, memahami, dan yang terpenting, mengaplikasikan kehendak Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.

Perintah ini juga menyiratkan bahwa pelayanan yang sesungguhnya tidak pernah berhenti pada rutinitas belaka. Ia membutuhkan penjagaan yang terus-menerus terhadap kesucian, integritas, dan ketulusan hati. Berdiam di hadirat Tuhan siang dan malam berarti terus-menerus mengevaluasi motivasi, menjaga hati dari godaan, dan tetap fokus pada tujuan ilahi. Ini adalah sebuah komitmen yang tidak mengenal waktu luang; ia adalah gaya hidup.

Berkat dalam Ketaatan

Meskipun ayat ini diakhiri dengan sebuah peringatan, ia juga secara implisit menjanjikan berkat. Hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan membawa perlindungan, bimbingan, dan penyertaan-Nya. Dengan berpegang pada titah-Nya, kita dipelihara dari kesalahan yang dapat membawa kehancuran. Kita juga diberkati dengan pemahaman yang lebih dalam tentang rencana Tuhan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pekerjaan-Nya.

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh distraksi ini, Imamat 8:35 menjadi pengingat yang berharga untuk melambatkan langkah, menata ulang prioritas, dan mengarahkan kembali fokus kita kepada Tuhan. Komitmen untuk berdiam di hadirat-Nya dan berpegang teguh pada firman-Nya adalah fondasi yang kokoh untuk kehidupan rohani yang berbuah dan pelayanan yang berkenan di hadapan-Nya. Ini adalah jalan menuju kehidupan yang sejati, kekal, dan penuh makna.