Imamat 9:11

Pengorbanan Keselamatan Ilahi

"Dan Harun mempersembahkan korban bagi umat itu; ia mengambil seekor anak lembu, korban penghapus dosa untuk umat itu, dan menyembelihnya."
Kisah Imamat

Ayat Imamat 9:11 membawa kita kembali ke momen penting dalam sejarah Israel, yaitu saat upacara penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam pertama di hadapan Tuhan. Momen ini bukan sekadar seremoni biasa, melainkan sebuah fondasi penting bagi seluruh sistem ibadah dan kekudusan dalam perjanjian Allah dengan umat-Nya. Ayat yang disebutkan, khususnya tentang persembahan anak lembu sebagai korban penghapus dosa untuk umat itu, menggarisbawahi makna mendalam dari ibadah yang dikehendaki Allah.

Sebelum Harun dan anak-anaknya dapat melayani umat, mereka sendiri harus mengalami pemurnian dan pengudusan. Hal ini terlihat dari rangkaian upacara yang panjang dan detail yang dijelaskan dalam Imamat pasal 8 dan 9. Anak lembu yang dipersembahkan dalam Imamat 9:11 adalah bagian dari serangkaian persembahan yang dimaksudkan untuk menutupi dosa-dosa para imam itu sendiri sebelum mereka dapat mempersembahkan korban bagi orang lain. Ini mengajarkan prinsip fundamental: pelayan Tuhan harus terlebih dahulu dipenuhi oleh kekudusan dan diampuni dosanya. Tanpa ini, pelayanan mereka tidak akan berkenan di hadapan Tuhan.

Konsep "korban penghapus dosa" dalam ayat ini sangat krusial. Ini bukan hanya tentang membuang kesalahan, tetapi tentang menanggung hukuman atas dosa. Anak lembu, sebagai hewan yang tidak berdosa, mewakili pengganti bagi umat. Darahnya yang ditumpahkan melambangkan pengorbanan yang harus dibayar untuk memulihkan hubungan yang rusak antara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa. Ini adalah gambaran awal dari pengorbanan sempurna yang kelak akan genap dalam Yesus Kristus, Imam Besar Agung kita, yang menyerahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh dunia.

Peran Harun sebagai imam yang mempersembahkan korban ini menunjukkan pentingnya mediator yang ditunjuk oleh Tuhan. Umat tidak bisa langsung datang kepada Allah yang kudus tanpa perantara. Para imamlah yang bertugas menjembatani kesenjangan ini melalui persembahan dan doa. Tindakan Harun ini menjadi model bagi generasi imam-imam berikutnya, yang harus senantiasa mengingat tanggung jawab mereka yang besar dalam membawa umat kepada hadirat Allah. Imamat 9:11 mengingatkan kita akan perlunya kasih karunia dan pengampunan yang disediakan Allah melalui pengorbanan, serta pentingnya orang yang kudus dan yang diurapi untuk memimpin kita dalam penyembahan.

Secara keseluruhan, Imamat 9:11 bukan sekadar catatan sejarah ritual kuno. Ayat ini adalah jendela yang memperlihatkan kedalaman kasih Allah, keharusan kekudusan, dan kebutuhan akan pengorbanan penebusan dosa. Ia mengajarkan kita tentang bagaimana hubungan yang benar dengan Tuhan dibangun di atas dasar pengampunan dan pemurnian, sebuah kebenaran yang terus relevan hingga kini.