"Dan Yoksan memperanakkan Seba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah Asyurim, Letusim dan Leumim."
Simbolisme pohon keluarga dan garis keturunan.
Ayat Kejadian 10:27 adalah bagian dari apa yang dikenal sebagai "Tabel Bangsa-bangsa" dalam Kitab Kejadian. Bagian ini merinci silsilah keturunan Nuh setelah Air Bah, memberikan gambaran tentang bagaimana dunia dihuni kembali dan bagaimana berbagai bangsa dan wilayah mulai terbentuk. Dalam konteks ini, Yoksan adalah salah satu cucu Nuh, anak dari Yoktan, yang merupakan keturunan Sem.
Teks tersebut secara spesifik menyebutkan tiga putra Yoksan: Seba, Dedan, dan Leumim. Kemudian, disebutkan bahwa Dedan memperanakkan Asyurim, Letusim, dan Leumim. Daftar ini, meskipun singkat, memiliki implikasi signifikan dalam pemahaman sejarah kuno dan asal-usul beberapa kelompok masyarakat di Timur Tengah dan sekitarnya. Para sarjana Alkitab telah mencoba mengidentifikasi lokasi geografis dan identitas historis dari nama-nama yang disebutkan dalam ayat ini.
Penyebutan silsilah dalam Perjanjian Lama bukanlah sekadar catatan genealogis semata. Silsilah berfungsi untuk menunjukkan kesinambungan sejarah, menegaskan janji-janji ilahi yang diturunkan melalui garis keturunan tertentu, dan melacak asal-usul umat pilihan Allah. Dalam hal ini, daftar keturunan Yoksan membantu para pembaca awal Alkitab untuk memahami peta leluhur mereka dan hubungan antara berbagai suku bangsa yang dikenal pada masa itu.
Meskipun identitas pasti dan lokasi geografis dari sebagian keturunan Yoksan masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan di kalangan para ahli, ayat ini memberikan titik awal yang penting. Seba dan Dedan sering dikaitkan dengan wilayah di Semenanjung Arab, yang menunjukkan keberadaan dan penyebaran keturunan Nuh di berbagai penjuru dunia. Asyurim dapat merujuk pada orang Asyur, meskipun ini bukan nenek moyang langsung dari kekaisaran Asyur yang kemudian. Letusim dan Leumim juga mengacu pada kelompok-kelompok yang keberadaannya di masa lalu kini sulit untuk dipastikan secara rinci.
Kejadian 10:27, sebagai bagian dari narasi yang lebih besar, menegaskan kembali konsep bahwa semua manusia berasal dari satu leluhur yang sama, yaitu Nuh. Ini adalah fondasi teologis yang penting, yang menekankan kesatuan umat manusia di hadapan Allah. Keberagaman bangsa yang mulai muncul setelah Air Bah, sebagaimana dicatat dalam tabel bangsa-bangsa, bukanlah hasil dari pemisahan atau keacakan, melainkan bagian dari rencana ilahi dalam menghuni bumi.
Studi terhadap nama-nama seperti Seba, Dedan, Asyurim, Letusim, dan Leumim terus memberikan wawasan tentang bagaimana para penulis Alkitab memandang dunia di sekitar mereka dan bagaimana mereka mencoba menempatkan kisah umat Israel dalam konteks sejarah global yang lebih luas. Kejadian 10:27, meskipun terkesan sederhana, adalah kunci untuk membuka pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul bangsa-bangsa dan peran mereka dalam narasi Alkitabiah.