Kejadian 15:20

"dan orang Het, orang Yebus, orang Amori, orang Girgasi, orang Hewi, orang Yabub, orang Kanaan, orang Arunti, dan orang Arudi."

Menggali Makna Janji Tuhan dalam Kejadian 15:20

Perikop Kejadian 15:20 menampilkan daftar suku-suku bangsa Kanaan yang disebut dalam perjanjian Allah dengan Abraham. Daftar ini mungkin terlihat sekadar enumerasi nama-nama asing, namun di dalamnya tersimpan makna teologis yang mendalam terkait janji Allah, kedaulatan-Nya, dan peran Abraham dalam rencana ilahi. Ayat ini muncul dalam konteks perjanjian yang diperkuat Allah dengan Abraham setelah ia beriman dan membenarkan dirinya dalam iman. Allah menjanjikan keturunan yang banyak kepada Abraham, bahkan lebih banyak dari bintang di langit. Namun, ada detail penting terkait keturunan ini yang diungkapkan dalam bagian selanjutnya, termasuk janji akan tanah Kanaan.

Dalam Kejadian 15:13-16, Allah memberikan visi kepada Abraham tentang masa depan umat-Nya. Ia memberitahukan bahwa keturunan Abraham akan menjadi pendatang di negeri asing (Mesir) dan akan diperbudak selama 400 tahun. Namun, setelah itu, Allah akan menghakimi bangsa yang memperbudak mereka, dan keturunan Abraham akan keluar dengan membawa harta benda yang berlimpah. Bagian terpenting dari nubuat ini adalah alasan Allah menunda pengusiran bangsa-bangsa Kanaan ini. Allah berfirman, "kesalahan orang Amori itu belum genap waktunya."

Di sinilah Kejadian 15:20 menjadi signifikan. Daftar bangsa-bangsa Kanaan yang disebutkan dalam ayat ini mewakili penduduk asli negeri yang dijanjikan kepada Abraham. Mereka adalah bangsa-bangsa yang mendiami tanah perjanjian itu, dan kejahatan mereka belum mencapai puncak yang mengharuskan pengusiran mereka oleh keturunan Abraham. Allah, dalam keadilan-Nya yang sempurna, memberikan waktu bagi bangsa-bangsa tersebut untuk bertobat. Namun, ketika kejahatan mereka "genap," sesuai dengan nubuat yang diwahyukan kepada Abraham, Allah akan melakukan penghakiman-Nya dan memberikan tanah itu kepada keturunan Abraham.

Daftar ini menjadi pengingat akan tiga hal krusial. Pertama, kedaulatan Allah. Allah mengetahui seluruh sejarah, termasuk dosa dan kejatuhan bangsa-bangsa. Dialah yang menentukan waktu penghakiman dan pemenuhan janji-Nya. Kedua, keadilan Allah. Keadilan-Nya tidaklah terburu-buru, tetapi memberikan kesempatan pertobatan. Pengusiran bangsa Kanaan bukanlah tindakan sewenang-wenang, melainkan hasil dari kejahatan yang terus menerus dan penolakan terhadap kesempatan yang diberikan. Ketiga, kesetiaan Allah pada janji-Nya. Meskipun ada penundaan dan proses yang panjang, Allah tetap setia pada janji-Nya kepada Abraham. Tanah Kanaan pada akhirnya akan menjadi milik keturunan Abraham.

Dalam konteks yang lebih luas, daftar bangsa Kanaan ini juga dapat dilihat sebagai gambaran umum tentang perlawanan terhadap rencana Allah dan kebenaran-Nya. Bangsa-bangsa Kanaan dikenal dengan praktik keagamaan dan moralitas mereka yang menyimpang, yang sering kali bertentangan dengan perintah Allah. Keturunan Abraham, yang akan menjadi umat pilihan Allah, haruslah hidup sesuai dengan standar kebenaran ilahi. Tanah perjanjian yang mereka terima adalah tanah yang telah dikuduskan oleh Allah, dan kehadiran umat-Nya di sana diharapkan menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain, bukan malah terpengaruh oleh kejahatan mereka.

Oleh karena itu, Kejadian 15:20 bukan sekadar rangkaian nama kuno. Ayat ini adalah bagian integral dari narasi perjanjian Allah dengan Abraham, yang menyoroti kedaulatan ilahi, keadilan, kesetiaan, dan konsekuensi dari kejahatan. Ini adalah janji yang ditegaskan kembali, bahwa di balik penantian dan ujian, rencana Allah akan tetap terwujud dengan cara yang sempurna, sesuai dengan waktu-Nya yang tepat.

T