Kejadian 23:16 - Harga Kubur di Efron

Dan ketika Abraham mendengar perkataan Efron, ditimbanyalah oleh Abraham perak itu, sejumlah yang telah didengarnya pada waktu pembicaraan itu, empat ratus syikal perak, harganya barang-barang di pasar.
Simbol pembayaran dan tanah Tanah Makmur
Ilustrasi visual menggambarkan transaksi pembayaran dan kepemilikan tanah.

Dalam narasi biblikal yang kaya, Kitab Kejadian menyajikan peristiwa-peristiwa penting yang membentuk fondasi sejarah umat manusia dan perjanjian ilahi. Salah satu momen yang digambarkan dengan detail adalah pembelian gua Makhpelah oleh Abraham sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi istrinya, Sarah. Kejadian 23:16 secara spesifik mencatat jumlah perak yang dibayarkan oleh Abraham untuk tanah tersebut, sebuah transaksi yang memiliki implikasi signifikan bagi keluarga leluhur Israel.

Ayat ini berbunyi, "Dan ketika Abraham mendengar perkataan Efron, ditimbanyalah oleh Abraham perak itu, sejumlah yang telah didengarnya pada waktu pembicaraan itu, empat ratus syikal perak, harganya barang-barang di pasar." Peristiwa ini terjadi di Hebron, sebuah kota yang kelak akan menjadi sangat bersejarah. Setelah kematian Sarah, Abraham, yang saat itu dikenal sebagai seorang asing di tanah Kanaan, berinisiatif untuk mendapatkan hak kepemilikan yang sah atas sebuah makam. Ia tidak ingin menguburkan Sarah di tanah yang bukan miliknya.

Abraham mendekati penduduk setempat, yaitu bani Het, dan meminta agar Efron bin Zohar menjual sebidang tanah kepadanya, yang di dalamnya terdapat gua Makhpelah. Efron, yang hadir bersama para tua-tua Hebron, awalnya menawarkan tanah itu dan gua di dalamnya secara gratis. Namun, Abraham dengan sopan menolak tawaran tersebut, menegaskan bahwa ia ingin membayar harga penuh sebagai tanda penghormatan dan untuk memastikan kepemilikan yang sah. Ini menunjukkan prinsip integritas Abraham dalam urusan dagang dan kepemilikan.

Efron kemudian menyebutkan harganya: empat ratus syikal perak. Angka ini, seperti yang disebutkan dalam Kejadian 23:16, adalah jumlah yang "harganya barang-barang di pasar." Ini menyiratkan bahwa nilai tersebut cukup signifikan, mencerminkan harga pasar yang berlaku untuk tanah dan properti pada masa itu. Abraham tidak bernegosiasi lebih lanjut; ia segera menimbang dan menyerahkan perak tersebut kepada Efron, sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai. Transaksi ini dicatat dengan presisi, menunjukkan pentingnya peristiwa ini bagi pembentukan identitas dan klaim teritorial bangsa Israel di masa depan.

Pembelian gua Makhpelah oleh Abraham menjadi lebih dari sekadar transaksi tanah. Ini adalah penegasan atas janji Allah kepada Abraham bahwa tanah Kanaan akan menjadi miliknya dan keturunannya. Meskipun Abraham sendiri hanya menjadi seorang pembeli tanah di sana, tindakan ini menjadi langkah awal yang monumental dalam sejarah kepemilikan tanah oleh bani Israel. Gua Makhpelah kemudian menjadi tempat peristirahatan bagi para leluhur utama, termasuk Sarah, Abraham, Ishak, Ribka, Yakub, dan Lea, menjadikannya situs yang sangat sakral dan bersejarah.

Kejadian 23:16, dengan menyebutkan jumlah empat ratus syikal perak, bukan sekadar angka statistik. Ia merefleksikan nilai ekonomis pada zaman itu, cara transaksi dilakukan, dan komitmen Abraham untuk menempuh prosedur yang benar. Ini juga menggambarkan bagaimana hubungan antara pendatang dan penduduk asli dijalin melalui kesepakatan yang sah, meskipun diwarnai oleh rasa hormat dan kesungguhan dari pihak Abraham. Peristiwa ini tetap menjadi salah satu narasi kunci dalam Kitab Kejadian yang terus menginspirasi dan memberikan pelajaran tentang integritas, kepemilikan, dan janji ilahi.