"Lalu Laban dan Betuel menjawab: 'Perkara ini datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baik atau jahat."
Kejadian 24:50 mencatat sebuah momen penting dalam narasi Alkitab, yaitu ketika Laban dan Betuel memberikan jawaban atas lamaran Eliazer untuk Ribka. Jawaban ini bukan sekadar persetujuan biasa, melainkan sebuah pengakuan mendalam bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rancangan ilahi. Pernyataan, "Perkara ini datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baik atau jahat," merupakan inti dari bagaimana umat beriman seharusnya memandang setiap kejadian dalam hidup mereka. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap peristiwa, ada kehendak Tuhan yang bekerja, seringkali melampaui pemahaman manusia yang terbatas.
Kisah ini berlatar belakang perjalanan Eliazer, hamba Abraham, yang diutus untuk mencari seorang istri bagi Ishak dari keluarga Abraham sendiri di Haran. Pencarian ini penuh dengan doa, penantian, dan tanda-tanda dari Tuhan. Ketika Eliazer bertemu dengan Ribka, seorang gadis yang baik hati dan penuh kasih, yang memenuhi semua kriteria yang diminta dalam doanya, ia semakin yakin bahwa Tuhan sedang bekerja. Pertemuan di sumur, tawaran air dan minum untuk seluruh rombongan unta, adalah sebuah keajaiban yang tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Ribka bukan hanya cantik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kemauan yang besar, siap untuk meninggalkan keluarganya demi mengikuti panggilan Tuhan yang dibawa oleh Eliazer.
Jawaban Laban dan Betuel dalam Kejadian 24:50 memperkuat keyakinan Eliazer bahwa ia telah menemukan gadis yang tepat. Mereka tidak melihat lamaran itu sebagai sekadar urusan keluarga atau perjodohan biasa, tetapi sebagai sesuatu yang berasal dari campur tangan Tuhan. Kepercayaan ini menunjukkan kedewasaan rohani mereka dalam mengakui kedaulatan Tuhan atas hidup mereka dan keluarga mereka. Dalam budaya yang menghargai keputusan kolektif dan persetujuan keluarga, respons ini sangat signifikan. Ini berarti bahwa keputusan Ribka untuk pergi bersama Eliazer juga didukung oleh restu spiritual keluarganya.
Konteks historis dan budaya pada masa itu sangatlah penting. Perkawinan seringkali diatur oleh orang tua atau keluarga, dan kesuksesan sebuah perjodohan sangat bergantung pada restu ilahi. Pernyataan Laban dan Betuel ini menegaskan bahwa mereka melihat tanda-tanda dari Tuhan yang jelas dalam situasi ini, yang membuat mereka merasa tidak berhak untuk menolak atau mengubah jalan Tuhan. Mereka telah melihat bagaimana Tuhan memimpin Eliazer, bagaimana Ribka merespons dengan kebaikan, dan bagaimana seluruh rangkaian peristiwa ini terasa begitu "benar" dan sesuai dengan kehendak ilahi.
Implikasi dari Kejadian 24:50 sangat luas bagi umat beriman di segala zaman. Ini mengajarkan kita untuk selalu mencari dan mengakui jejak Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam keputusan besar maupun kecil. Ketika kita menghadapi situasi yang membingungkan atau sulit, kita diingatkan untuk mempercayai bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar. Sama seperti Laban dan Betuel, kita diundang untuk memiliki pandangan yang berpusat pada Tuhan, mengakui bahwa "perkara ini datangnya dari Tuhan." Kepercayaan ini memberikan kedamaian, kekuatan, dan keyakinan bahwa apa pun yang terjadi, itu adalah bagian dari rencana-Nya yang sempurna, dan pada akhirnya akan membawa kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Perkawinan Ishak dan Ribka, yang lahir dari kejadian ini, menjadi fondasi penting bagi kelanjutan garis keturunan yang akan menghasilkan bangsa pilihan.