Kejadian 26:21 - Menggali Sumur Lain

Dan orang Filistin menggali sumur-sumur yang lain dan bertengkar karena sumur itu juga. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna.

Kisah penggalian sumur oleh Ishak, seperti yang dicatat dalam Kitab Kejadian pasal 26, memberikan pelajaran berharga tentang ketekunan, iman, dan bagaimana menghadapi perselisihan. Di tengah-tengah negeri Gerar, Ishak hidup sebagai seorang gembala yang diberkati Tuhan dengan kelimpahan. Namun, keberhasilan ini justru mendatangkan kecemburuan dan konflik dengan penduduk setempat.

Ayat 21 secara spesifik menceritakan tentang perselisihan yang timbul akibat penggalian sumur air. Setelah Ishak dan para gembalanya berhasil menemukan sumur air yang mengalir, orang-orang Filistin datang dan mengaku bahwa air itu milik mereka. Kejadian ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, sumur-sumur yang digali Ishak juga diperebutkan oleh para gembala Filistin. Sikap represif dan posesif dari bangsa Filistin ini menunjukkan betapa sulitnya Ishak hidup di tengah mereka.

Namun, alih-alih membalas dendam atau melawan dengan kekerasan, Ishak menunjukkan sikap yang luar biasa. Ia memilih untuk mengalah dan berpindah tempat untuk menggali sumur yang baru. Ia tidak terpancing oleh provokasi dan memilih jalan damai. Ini adalah sebuah refleksi iman yang mendalam. Ia percaya bahwa Tuhan akan terus menyertainya dan memberkati setiap usahanya, di manapun ia berada.

Dalam pengalaman Ishak ini, kita bisa melihat pola yang sama berulang: menemukan sumber air, diperebutkan, lalu mengalah dan mencari tempat baru. Pergantian nama sumur dari Esek menjadi Sitna, yang berarti "perselisihan" atau "kebencian", menunjukkan luka dan kepedihan yang dirasakan Ishak. Namun, di balik rasa sakit itu, ada ketabahan yang luar biasa. Ia terus berusaha, terus menggali, dan terus percaya.

Kisah Kejadian 26:21 mengajarkan kita bahwa perselisihan dan rintangan adalah bagian dari kehidupan. Terkadang, apa yang kita usahakan dengan keras justru menjadi sumber konflik. Namun, seperti Ishak, kita dipanggil untuk merespons bukan dengan kemarahan, melainkan dengan hikmat dan keyakinan akan pertolongan Tuhan. Menggali sumur lain, dalam konteks spiritual, berarti terus mencari sumber berkat dan kebaikan, bahkan ketika yang lama tertutup oleh perselisihan. Ini adalah undangan untuk tidak menyerah pada kesulitan, melainkan untuk terus berjuang dengan cara yang Tuhan kehendaki, dan percaya bahwa berkat-Nya akan selalu mengalir bagi mereka yang setia.