Kejadian 26:7 - Menguji Iman di Gerar

"Dan ketika orang-orang di tempat itu bertanya tentang isterinya, berkatalah ia: 'Dia adalah saudaraku,' karena ia takut mengatakan: 'Dia adalah isteriku,' sebab pikirnya: 'Jangan-jangan orang di tempat ini akan membunuh aku karena Ribka, sebab elok rupanya.'"
Ilustrasi Abraham dan Ribka di Gerar A R ? Perjalanan di Gerar

Kisah yang tercatat dalam Kejadian 26:7 membawa kita pada sebuah momen krusial dalam kehidupan Abraham, seorang tokoh sentral dalam sejarah keimanan. Ayat ini menggambarkan situasi di mana Abraham, yang saat itu berada di negeri Gerar, terpaksa menyembunyikan identitas istrinya, Ribka. Alasan di balik tindakan ini adalah ketakutan yang mendalam akan keselamatan dirinya.

Abraham, yang dikenal sebagai bapak orang beriman, dihadapkan pada sebuah ujian di tanah asing. Gerar, sebuah kota di wilayah Filistin, tampaknya bukanlah tempat yang aman baginya untuk terang-terangan mengakui Ribka sebagai istrinya. Kekhawatiran ini bukanlah tanpa dasar. Di masa lampau, ketika Abraham berada di Mesir, ia juga pernah melakukan hal serupa. Firaun, raja Mesir, terpesona oleh kecantikan Ribka dan mengambilnya menjadi istrinya. Abraham baru bisa mendapatkan kembali Ribka setelah Tuhan mendatangkan tulah atas Firaun dan rumah tangganya.

Pengalaman pahit inilah yang tampaknya membekas dalam ingatan Abraham dan membentuk ketakutannya saat berada di Gerar. Ia berpikir, "Jangan-jangan orang di tempat ini akan membunuh aku karena Ribka, sebab elok rupanya." Pernyataan ini menunjukkan betapa besar dampak kecantikan Ribka yang luar biasa, hingga menjadi ancaman potensial bagi keselamatan Abraham. Dalam situasi seperti ini, nilai kebenaran dikorbankan demi kelangsungan hidup.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tindakan Abraham ini bukanlah contoh ketaatan atau teladan iman yang sempurna. Sebaliknya, ini adalah pengingat bahwa bahkan tokoh-tokoh iman yang besar pun dapat bergumul dengan ketakutan dan membuat keputusan yang kurang bijaksana. Kejadian ini menyoroti kerapuhan manusiawi yang ada dalam diri setiap orang, termasuk mereka yang memiliki hubungan spesial dengan Tuhan.

Tuhan, dalam kasih dan kebijaksanaan-Nya, tetap hadir bahkan di tengah ketidaksempurnaan manusia. Kelak, Tuhan akan campur tangan dalam cerita ini, mengingatkan Abimelekh, raja Gerar, tentang siapa Ribka sebenarnya. Kisah ini mengajarkan kita bahwa iman bukanlah tentang kesempurnaan, melainkan tentang perjalanan terus-menerus untuk percaya dan bergantung pada Tuhan, bahkan ketika kita merasa takut atau membuat kesalahan. Kejadian 26:7 adalah bukti bahwa Tuhan bekerja melalui individu yang tidak sempurna untuk menggenapi rencana-Nya yang agung.