Kejadian 28:19 - Nama Tempat dari Betel

"Dan ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu ialah Lus."

Ayat Kejadian 28:19 mencatat sebuah momen penting dalam perjalanan Yakub, cucu Abraham. Setelah melarikan diri dari Esau kakaknya dan dalam pelarian menuju Haran, Yakub mengalami sebuah penglihatan ilahi di sebuah tempat yang kelak akan menjadi sangat signifikan dalam sejarah keselamatan. Dalam penglihatan tersebut, ia melihat tangga yang terhubung dari bumi ke surga, dengan malaikat-malaikat naik turun di atasnya. Di puncak tangga itu, Tuhan berdiri dan berbicara kepadanya, meneguhkan kembali janji-janji yang telah diberikan kepada Abraham dan Ishak. Pengalaman spiritual yang mendalam ini menjadi titik balik bagi Yakub.

Ketika Yakub terbangun dari tidurnya, ia menyadari bahwa tempat itu bukanlah sembarang tempat. Ia merasa bahwa kehadiran Tuhan ada di sana. Dalam kekaguman dan rasa hormat, ia mengambil batu yang dijadikannya alas kepalanya, mendirikannya sebagai tugu, dan menuangkan minyak di atasnya. Tindakan ini melambangkan pengudusan tempat tersebut, menandai bahwa itu adalah tempat kudus bagi Tuhan. Yang terpenting, ia memberikan nama baru pada tempat itu. Ayat ini mengungkapkan, "Dan ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu ialah Lus."

Perubahan nama dari Lus menjadi Betel memiliki makna teologis yang mendalam. Kata "Betel" dalam bahasa Ibrani berarti "Rumah Allah". Pemberian nama ini bukan sekadar penamaan geografis, melainkan sebuah pernyataan iman. Yakub mendeklarasikan bahwa tempat tersebut adalah tempat di mana surga bersentuhan dengan bumi, tempat di mana ia mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan. Betel kemudian menjadi tempat ziarah dan ibadah yang penting dalam Perjanjian Lama. Keberadaannya menandai sebuah titik persinggahan yang monumental dalam kehidupan Yakub, tempat di mana Allah secara pribadi menyatakan diri-Nya dan membuat janji-janji-Nya menjadi nyata.

Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan dapat menjumpai kita di mana saja, bahkan ketika kita berada dalam situasi pelarian atau ketakutan. Pengalaman Yakub di Betel mengingatkan bahwa tempat-tempat yang tampaknya biasa bisa menjadi tempat yang luar biasa ketika kehadiran Tuhan diakui dan dimuliakan. Pemberian nama "Betel" adalah pengakuan akan kedaulatan dan kehadiran ilahi. Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya mengenali dan menghormati tempat-tempat yang dikhususkan untuk ibadah dan perjumpaan dengan Tuhan, sebab di sanalah kita dapat mengalami janji-janji-Nya dan diperbarui dalam iman kita.

Simbol rumah dan tangga BETEL
Simbolisasi tempat kudus, "Rumah Allah".

Dalam konteks spiritual kontemporer, kisah Betel mengajarkan kita untuk selalu peka terhadap kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Betel bukan hanya tentang satu lokasi fisik, tetapi tentang bagaimana kita menjadikan hati dan kehidupan kita sebagai "Rumah Allah". Ketika kita membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, mengakui-Nya dalam segala aspek hidup, dan menguduskan waktu serta tempat bagi-Nya, kita sedang menciptakan Betel pribadi kita sendiri. Pengalaman Yakub yang mengubah nama tempat itu menjadi Betel adalah pengingat yang kuat bahwa Tuhan ingin berdiam di dalam umat-Nya, memberikan arti dan tujuan pada setiap langkah perjalanan rohani kita.