Kejadian 28:6 - Janji Tuhan yang Mengharukan

"Lalu Esau melihat bahwa Ishak telah memberkati Yakub dan mengirimnya ke Padan-Aram untuk mengambil seorang istri baginya dari sana, dan bahwa ketika ia memberkati Yakub, ia memberi perintah kepadanya, katanya: 'Janganlah engkau mengambil seorang istri dari perempuan Kanaan.'"

Ayat Kejadian 28:6 ini membawa kita pada momen krusial dalam kehidupan Yakub dan Esau, dua saudara kembar yang takdirnya telah berbeda sejak dalam kandungan. Kejadian ini muncul setelah Ishak, ayah mereka, secara tidak sengaja memberikan berkat kesulungan kepada Yakub, padahal berkat itu seharusnya menjadi hak Esau. Momen ini menjadi titik balik yang penuh drama, ketegangan, dan konsekuensi yang mendalam bagi seluruh garis keturunan mereka.

Dalam ayat ini, kita melihat reaksi Esau yang mendalam setelah menyadari apa yang terjadi. Ia tidak hanya kecewa, tetapi juga merasa tertipu dan marah. Ishak, yang sudah tua dan matanya kabur, telah memberkati Yakub, dan kini ia baru menyadari kesalahannya. Yang lebih penting lagi, Ishak memberikan instruksi spesifik kepada Yakub, yaitu untuk pergi ke Padan-Aram, tanah leluhur mereka, dan mencari istri dari sana. Perintah ini bukanlah hal yang sepele; ini adalah bagian dari rencana ilahi yang lebih besar untuk menjaga kemurnian garis keturunan Abraham dan memastikan janji Tuhan terus berlanjut.

Perintah agar Yakub tidak mengambil istri dari perempuan Kanaan memiliki makna teologis yang sangat penting. Bangsa Kanaan pada masa itu dikenal karena praktik keagamaan mereka yang menyimpang dan menyembah berhala. Tuhan telah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang besar dan melalui mereka segala bangsa di bumi akan diberkati. Untuk menjaga janji ini, sangat penting bahwa keturunan Abraham tetap terpisah dari pengaruh-pengaruh kafir dan tetap setia kepada satu Tuhan yang benar. Pernikahan dengan orang Kanaan akan berisiko mengaburkan identitas iman mereka dan menghambat pemenuhan janji ilahi.

Bagi Esau, perintah ini mungkin terasa seperti pukulan telak lainnya. Ia telah kehilangan berkat kesulungan, dan kini ia juga harus melihat adiknya dikirim pergi untuk tujuan yang begitu penting. Esau sendiri telah menikahi perempuan Kanaan, sebuah tindakan yang sangat tidak berkenan di mata Ishak dan Rebeka (Kejadian 26:34-35). Hal ini menunjukkan bahwa Esau tidak terlalu memedulikan warisan rohani dan perjanjian ilahi yang dipegang teguh oleh kakeknya, Abraham. Keputusan Ishak untuk mengirim Yakub ke Padan-Aram, di sisi lain, adalah tindakan perlindungan sekaligus pemenuhan rencana Tuhan.

Kejadian 28:6 bukan hanya tentang perselisihan antar saudara atau tentang strategi keluarga. Ini adalah ilustrasi nyata tentang bagaimana Tuhan bekerja melalui rencana-Nya yang seringkali tidak terduga, bahkan melalui kesalahan dan kelemahan manusia. Ishak mungkin membuat kesalahan dalam memberikan berkat, namun Tuhan tetap memegang kendali atas jalannya sejarah. Dengan mengutus Yakub ke Padan-Aram, Tuhan membuka jalan bagi Yakub untuk bertumbuh dalam imannya, mengalami perjumpaan langsung dengan Tuhan (seperti dalam mimpinya tentang tangga ke surga), dan akhirnya mendirikan bangsa Israel yang akan membawa keselamatan bagi dunia.

Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa Tuhan memiliki rencana yang sempurna untuk kehidupan kita, bahkan ketika keadaan terlihat kacau atau tidak adil. Perintah untuk mencari pasangan hidup yang seiman dan menjaga kemurnian identitas kita di hadapan Tuhan adalah prinsip yang tetap relevan. Kejadian 28:6 mengingatkan kita akan keseriusan Tuhan dalam memelihara perjanjian-Nya dan bagaimana Ia menggunakan berbagai cara untuk memastikan janji-Nya terwujud.