Kejadian 31:2

"Kemudian Yakub berkata kepada Laban: 'Saya tidak berani lagi tinggal padamu, karena takut akan ayahku Ishak dan karena istri-istriku serta anak-anakku tidak boleh kau perlakukan dengan baik.'"

Kisah mengenai Yakub di tanah Haran adalah salah satu narasi paling kaya dalam Kitab Kejadian, yang menyoroti perjalanan iman, perjuangan, dan pemeliharaan ilahi. Di tengah-tengah perjalanan panjangnya, ayat Kejadian 31:2 muncul sebagai titik krusial, menandai keputusan Yakub untuk meninggalkan rumah pamannya, Laban, dan kembali ke tanah perjanjian. Ayat ini bukan sekadar pernyataan sederhana, melainkan sebuah pengakuan mendalam atas kondisi yang tidak lagi bisa ditoleransi, yang mendorong Yakub untuk mengambil langkah berani.

Yakub & Keluarga Menuju Kanaan Perjalanan

Dalam ucapan ini, Yakub mengemukakan dua alasan utama yang mendorong keputusannya. Pertama, ia menyebutkan ketakutannya akan Ishak, ayahnya. Ini mungkin bukan ketakutan fisik dalam arti bahwa Ishak akan menyerangnya, melainkan ketakutan akan ketidaksetujuan atau mungkin ketidakmampuan Ishak untuk melindunginya dari Laban. Ishak adalah figur otoritas yang lebih tua, dan kekhawatiran Yakub bisa jadi berkaitan dengan beban moral atau tekanan yang akan timbul jika situasi di Haran terus memburuk dan terungkap kepada ayahnya.

Alasan kedua, dan yang paling penting, adalah perlakuan Laban terhadap istri-istri dan anak-anak Yakub. Yakub telah bekerja keras bagi Laban selama bertahun-tahun, bukan hanya sekali atau dua kali tetapi berkali-kali di mana Laban mengubah upahnya. Laban telah menipu Yakub dalam hal pekerjaan dan keluarganya. Melihat istri-istrinya, Rahel dan Lea, serta anak-anaknya, yang merupakan inti dari kehidupan dan masa depannya, diperlakukan dengan buruk, tidak dapat diterima oleh Yakub. Perasaan tanggung jawab sebagai kepala keluarga dan perlindungan terhadap orang-orang yang paling ia cintai menjadi pemicu utama untuk mengambil tindakan drastis.

Ayat ini secara implisit menunjukkan bahwa situasi di Haran telah mencapai titik kritis. Hubungan Yakub dengan Laban, yang telah diliputi oleh tipu daya dan ketidakadilan, kini mengancam kesejahteraan keluarganya. Ketaatan Yakub kepada Allah, yang sering kali diuji dalam perjalanan hidupnya, kini bermanifestasi dalam keberanian untuk meninggalkan lingkungan yang merusak demi keselamatan dan masa depan keluarganya, dengan harapan kembali ke tanah yang dijanjikan Allah. Ini adalah momen penting dalam pemenuhan janji Allah kepada Abraham, Ishak, dan kemudian Yakub sendiri.