Kejadian 38:27 - Tamar Mengelabui Yehuda

"Dan ketika sudah waktunya untuk bersalin, ternyata ada anak kembar di dalam kandungannya."
TWIN

Kisah yang tercatat dalam Kejadian pasal 38 merupakan salah satu narasi paling menarik dan kompleks dalam Kitab Suci. Fokus utama kita di sini adalah ayat 27, yang menandai puncak dari serangkaian peristiwa yang melibatkan Tamar dan Yehuda. Ayat ini tidak hanya mengungkapkan hasil dari tindakan Tamar yang berani, tetapi juga menyoroti tema-tema keadilan, ketekunan, dan rencana ilahi yang terkadang bekerja melalui cara-cara yang tidak terduga.

Sebelum ayat ini, kita melihat Tamar, janda dari Er dan kemudian Onan, putra-putra Yehuda. Setelah kematian suami-suaminya, ia ditinggalkan tanpa pewaris. Dalam tradisi Kanaan saat itu, levirat (pernikahan ipar) adalah kewajiban untuk melanjutkan garis keturunan mendiang saudara. Namun, Yehuda tampaknya enggan memberikan putra bungsunya, Syela, kepada Tamar, mungkin karena ia merasa takut kehilangan putra lainnya. Kekecewaan dan keputusasaan Tamar memuncak ketika ia menyadari bahwa harapannya untuk memiliki keturunan dan penerus melalui garis Yehuda semakin menipis.

Menghadapi kenyataan pahit ini, Tamar mengambil tindakan drastis. Menyamar sebagai seorang pelacur sundal, ia menunggu Yehuda di tempat yang ia tahu akan dilewati. Tindakan ini, meskipun penuh risiko dan kontroversial, menunjukkan betapa besar keinginan Tamar untuk menegakkan haknya dan melanjutkan garis keturunan keluarganya. Ia bertaruh segalanya demi masa depan. Yehuda, yang tidak mengenalinya dalam penyamarannya, setuju untuk berhubungan dengannya, dengan janji sebuah kambing jantan sebagai pembayaran. Tamar kemudian meminta tanda pengenal Yehuda, yaitu tanda pengikat pinggang, stempel, dan tongkatnya, sebagai jaminan.

Ketika tiba saatnya pembayaran, Yehuda mengirim kambing jantan itu melalui seorang teman, tetapi pelacur itu tidak dapat ditemukan. Tiga bulan kemudian, kabar sampai kepada Yehuda bahwa Tamar, menantunya, telah berzina dan sedang mengandung. Yehuda, yang sangat marah, memerintahkan agar Tamar dibakar. Namun, sebelum hukuman itu dilaksanakan, Tamar mengirimkan pesan kepada Yehuda, menunjukkan tanda pengenal yang telah ia simpan: tanda pengikat pinggang, stempel, dan tongkatnya. Yehuda segera mengenali barang-barangnya dan menyadari kebenaran: "Ia lebih benar daripada aku," katanya, "sebab aku tidak memberikannya kepada Syela, anakku."

Ayat 27, "Dan ketika sudah waktunya untuk bersalin, ternyata ada anak kembar di dalam kandungannya," mengkonfirmasi keberhasilan rencana Tamar. Kelahiran kembar ini tidak hanya menjadi bukti konsepsi Tamar, tetapi juga membawa kita ke titik krusial dalam silsilah Mesias. Dua anak kembar tersebut adalah Perez dan Zerah. Perez, yang lahir lebih dulu namun tangannya keluar pertama kali, kemudian menarik tangannya kembali dan adiknya yang lahir pertama, kelak dikenal sebagai leluhur Daud dan Yesus Kristus. Kisah Kejadian 38:27, meskipun seringkali luput dari perhatian, adalah pengingat kuat bahwa bahkan dalam keadaan yang paling sulit dan melalui tindakan yang mungkin tampak keliru, Tuhan dapat bekerja untuk mewujudkan rencana-Nya yang lebih besar. Ini mengajarkan kita tentang keteguhan hati, keadilan, dan campur tangan ilahi dalam sejarah manusia.

Kisah Tamar mengajarkan kita bahwa di balik tindakan yang kompleks, seringkali ada perjuangan untuk keadilan dan kelangsungan hidup. Kejadian 38:27 menjadi titik balik yang mengungkapkan bahwa kesabaran dan keberanian Tamar membuahkan hasil, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi sejarah keselamatan.