Kisah yang tercatat dalam Kitab Kejadian pasal 38 merupakan salah satu narasi yang penuh liku dan pelajaran berharga. Fokus pada ayat ke-28 ini membuka pintu untuk memahami klimaks dari sebuah cerita yang melibatkan keturunan Yakub, yaitu Yehuda, dan menantunya, Tamar. Ayat ini sendiri, yang sederhana namun padat makna, menandai titik krusial dalam rangkaian peristiwa yang pada akhirnya akan menghubungkan garis keturunan Mesias dengan cara yang tak terduga.
Konteks ayat ini adalah tentang persalinan Tamar. Setelah peristiwa yang kompleks dan penuh drama, di mana Tamar menyamar sebagai seorang pelacur untuk mendapatkan keturunan dari Yehuda, ia akhirnya dinyatakan mengandung. Kehamilan ini bukanlah kehamilan biasa, melainkan buah dari sebuah rencana yang diciptakan oleh Tamar, didorong oleh kebutuhan untuk meneruskan garis keturunan suaminya yang telah meninggal, Onan, yang juga tidak memberikan keturunan kepadanya.
Ayat 28 menyatakan dengan jelas, "Dan ketika ia hendak bersalin, ternyata ada anak kembar di dalam rahimnya." Pernyataan ini membawa dua implikasi penting. Pertama, keberadaan anak kembar itu sendiri adalah sebuah fakta kelahiran yang menandakan penyelesaian proses kehamilan Tamar. Kedua, dan yang lebih signifikan secara teologis, adalah urutan kelahiran kembar tersebut yang kemudian dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya.
Saat persalinan dimulai, satu anak laki-laki muncul terlebih dahulu, dan bidan mengikatkan benang kirmizi di pergelangan tangannya, menandakan ia sebagai yang sulung. Namun, tak lama kemudian, anak kedua lahir. Peristiwa inilah yang menjadi sorotan dalam narasi ini. Kelahiran kembar ini, dengan segala detailnya, menunjuk pada dua figur penting yang akan masuk ke dalam silsilah penting dalam Alkitab. Keduanya adalah Perez dan Zerah.
Pelajaran dari Kisah Yehuda dan Tamar
Kisah Yehuda dan Tamar seringkali dilihat sebagai narasi yang menunjukkan bagaimana rencana manusia, bahkan yang tampak tidak benar atau salah, dapat digunakan oleh Tuhan untuk mencapai tujuan-Nya. Yehuda, dalam perjalanannya, membuat kesalahan yang serius, namun kesetiaan Tamar dan keberaniannya untuk mengambil tindakan demi meneruskan keturunan, serta campur tangan ilahi, membawa kepada kelahiran yang membawa dampak besar.
Ayat 38:28, dengan mengungkap keberadaan kembar, meletakkan dasar bagi pengenalan dua leluhur penting. Perez, anak yang lahir kedua namun lebih dulu dikeluarkan (dan kemudian menjadi yang diakui sebagai sulung karena cara kelahirannya), akhirnya terukir dalam silsilah Daud dan Yesus Kristus. Hal ini menekankan bahwa rencana Tuhan seringkali melampaui urutan yang biasa kita lihat atau harapkan. Ada kalanya yang terakhir menjadi yang pertama, dan yang tersembunyi menjadi yang dinyatakan.
Lebih jauh, kisah ini mengingatkan kita akan kebaikan Tuhan yang bekerja dalam situasi yang sulit dan penuh dosa. Melalui tindakan Tamar yang berani dan kesetiaan pada hukum Levirate (meskipun dalam pelaksanaannya yang tidak konvensional), garis keturunan yang dijanjikan untuk Mesias tetap terjaga. Kejadian 38:28, sebagai bagian dari narasi ini, berfungsi sebagai penanda kelahiran dari keturunan yang akan memiliki peran monumental dalam sejarah keselamatan.
Oleh karena itu, ayat ini bukan sekadar catatan kelahiran. Ia adalah pengingat akan keajaiban, rencana ilahi yang bekerja di balik layar, dan bagaimana Tuhan dapat menggunakan individu dan situasi yang kompleks untuk menggenapi janji-Nya. Keberadaan kembar dalam rahim Tamar, seperti yang diungkapkan dalam ayat ini, merupakan awal dari sebuah babak baru yang menentukan dalam sejarah bangsa Israel dan rencana keselamatan Tuhan.