"Maka Yehuda mengambil Tamar, isterinya, bagi Peres dan Zerah, anak-anaknya."
Kitab Kejadian, pasal 38, menyajikan sebuah narasi yang kompleks dan seringkali dianggap kontroversial mengenai kehidupan Yehuda, salah satu putra Yakub. Ayat keenam, "Maka Yehuda mengambil Tamar, isterinya, bagi Peres dan Zerah, anak-anaknya," merupakan titik awal dari peristiwa yang akan terungkap. Ayat ini secara singkat memperkenalkan tindakan Yehuda yang menikahkan mendiang putra sulungnya, Er, dengan Tamar. Namun, konteks di balik tindakan ini jauh lebih dalam dan sarat makna.
Setelah kematian Er, yang dicatat sebagai orang yang jahat di mata Tuhan, Yehuda berjanji akan menikahkan putra keduanya, Onan, dengan Tamar. Tradisi levirat, atau perkawinan saudara, pada masa itu bertujuan untuk menjaga garis keturunan dan warisan almarhum. Namun, Onan menolak menjalankan kewajibannya dan sengaja menggugurkan benihnya agar tidak memberikan keturunan bagi kakaknya. Tindakan ini juga mendatangkan murka Tuhan, dan Onan pun turut mati.
Setelah kematian Onan, Yehuda mulai merasa takut. Ia mengira Tamar membawa kutukan atau kesialan baginya dan keluarganya. Karena itu, Yehuda menunda atau bahkan sengaja tidak menikahkan Tamar dengan putra bungsunya, Sela. Ia beralasan bahwa Sela masih terlalu muda, padahal itu hanyalah alasan untuk menghindari kewajiban lebih lanjut. Tamar pun hidup dalam ketidakpastian, terasing dan tidak memiliki perlindungan.
Kejadian 38:6 adalah pengantar bagi bagian kisah di mana Tamar, melihat dirinya diabaikan dan masa depannya suram, mengambil tindakan drastis. Ia menyamar sebagai seorang pelacur dan menggoda Yehuda sendiri. Tindakan ini mungkin terdengar mengejutkan, namun dalam konteks budaya dan situasi terdesaknya Tamar, ini menjadi satu-satunya cara baginya untuk memastikan kelangsungan keturunan dari keluarga Yehuda dan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi haknya.
Meskipun kisah ini dipenuhi dengan nuansa moral yang abu-abu dan tindakan yang dipertanyakan, Kejadian 38 memiliki arti penting dalam silsilah Alkitab. Dari hubungan Yehuda dan Tamar lahirlah anak kembar, Peres dan Zerah. Kelak, Peres akan menjadi leluhur langsung dari garis keturunan raja-raja Israel, termasuk Raja Daud. Yang lebih signifikan lagi, garis keturunan Peres dan kemudian Daud inilah yang akhirnya melahirkan Yesus Kristus, Sang Mesias.
Oleh karena itu, Kejadian 38:6, meskipun merupakan permulaan dari sebuah cerita yang rumit, menyoroti bagaimana Tuhan dapat bekerja melalui situasi yang paling tidak terduga dan bahkan melalui dosa serta kesalahan manusia untuk mencapai rencana keselamatan-Nya. Kisah ini mengajarkan tentang kesetiaan pada janji, konsekuensi dari penolakan tanggung jawab, dan campur tangan ilahi yang luar biasa dalam sejarah umat manusia. Ini adalah pengingat bahwa rencana Tuhan seringkali melampaui pemahaman dan moralitas manusia.