"Karena Engkau menyertai aku, aku diartikan mimpi-mimpi itu."
Ayat Kejadian 41:12 merupakan titik krusial dalam narasi hidup Yusuf. Setelah bertahun-tahun mengalami ketidakadilan, mulai dari dikhianati oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, hingga difitnah dan dipenjara di Mesir, Yusuf akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan karunia ilahinya. Kesempatan ini datang melalui mimpi yang menghantui Firaun, raja Mesir. Firaun mengalami dua mimpi yang sangat membingungkan dan menakutkan, yang tidak dapat diartikan oleh para ahli dan penyihir istananya.
Dalam situasi inilah, kepala juru minum, yang pernah mengalami dan diartikan mimpinya oleh Yusuf saat mereka bersama di penjara, teringat akan kemampuan luar biasa Yusuf. Ia menceritakan kepada Firaun tentang pemuda Ibrani yang dapat menjelaskan arti dari mimpi. Firaun segera memerintahkan agar Yusuf dibawa menghadapnya. Di hadapan Firaun yang berkuasa, Yusuf tidak menunjukkan rasa takut atau ragu. Ia dengan rendah hati mengakui bahwa bukan dirinya sendiri yang memiliki kemampuan, melainkan Allah Yang Mahakuasa yang akan memberikan jawaban kepada Firaun.
Kalimat "Karena Engkau menyertai aku, aku diartikan mimpi-mimpi itu" adalah pengakuan tulus Yusuf. Ini bukanlah kesombongan atau klaim atas kemampuannya sendiri. Sebaliknya, ini adalah kesaksian iman bahwa setiap anugerah dan kemampuan yang ia miliki berasal dari Allah. Pengakuan ini sangat penting karena menegaskan sumber kekuatan dan hikmatnya. Tanpa penyertaan dan pemberian dari Allah, Yusuf tidak akan mampu menginterpretasikan mimpi Firaun yang rumit, yang ternyata berisi ramalan mengenai tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan yang akan melanda Mesir.
Tafsir Yusuf atas mimpi Firaun bukan hanya sekadar memecahkan teka-teki. TPOSITION: relative; tindakan ini membawa Mesir dan seluruh wilayah sekitarnya keluar dari ancaman kelaparan yang dahsyat. Berdasarkan tafsiran Yusuf, Firaun menunjuknya sebagai orang kedua di Mesir, yang bertugas mengumpulkan hasil panen selama masa kelimpahan dan menyimpannya untuk masa paceklik. Ini adalah lonjakan karier yang luar biasa bagi Yusuf, dari seorang tahanan menjadi penguasa yang dihormati.
Makna spiritual dari ayat ini melampaui kisah pribadi Yusuf. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya:
Oleh karena itu, Kejadian 41:12 bukan hanya sekadar pengakuan, melainkan deklarasi iman yang menandai awal dari babak baru dalam kehidupan Yusuf, serta penyelamatan bagi bangsanya dan banyak bangsa lain. Ini adalah pengingat bahwa ketika kita mengakui Allah dalam segala jalan kita, Dia akan meluruskan jalan kita, memberikan hikmat, dan membawa kita pada tujuan yang lebih besar.