Kejadian 47:15 - Kapan Kekurangan Melanda Umat-Nya?

Ketika uang habis dari negeri Mesir dan dari negeri Kanaan, dan semua orang Mesir datang kepada Yusuf serta berkata: "Berilah kami makan, sebab mengapa kami harus mati di depan matamu, karena uang kami sudah habis," maka berkatalah Yusuf: "Berilah kambing-dombamu, maka kuakan memberikan bagimu, kalau uang habis."

Kekurangan adalah Ujian Iman

Simbol kelimpahan dan keberlanjutan di tengah masa sulit.

Masa Kelangkaan dalam Kitab Kejadian

Ayat ini dari Kitab Kejadian, pasal 47, ayat 15, menggambarkan sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel dan Mesir. Cerita ini berlatar belakang masa kelaparan hebat yang melanda negeri-negeri di sekitarnya, termasuk Kanaan, tanah asal Yakub dan keluarganya. Di tengah keputusasaan, mereka terpaksa mengungsi ke Mesir, yang berkat pengelolaan Yusuf, menjadi lumbung pangan di wilayah tersebut.

Ketika persediaan makanan di Mesir dan Kanaan semakin menipis, rakyat Mesir datang menghadap Yusuf. Keadaan ekonomi yang memburuk memaksa mereka untuk menjual harta benda mereka, bahkan hingga titik di mana seluruh uang mereka telah habis. Dalam keputusasaan ini, mereka tidak lagi dapat membeli makanan dengan uang, sehingga mereka berteriak kepada Yusuf, "Berilah kami makan, sebab mengapa kami harus mati di depan matamu, karena uang kami sudah habis." Permohonan ini menunjukkan betapa seriusnya kondisi yang mereka hadapi; kematian akibat kelaparan menjadi ancaman nyata.

Respons Yusuf dan Makna Kekurangan

Tanggapan Yusuf, "Berilah kambing-dombamu, maka kuakan memberikan bagimu, kalau uang habis," adalah langkah strategis yang menunjukkan pengelolaan yang luar biasa. Ini bukan hanya tentang distribusi makanan, tetapi juga tentang bagaimana menyelamatkan sebuah peradaban dari kehancuran total. Yusuf, yang telah diangkat menjadi penguasa kedua di Mesir, bertindak dengan bijak untuk memastikan kelangsungan hidup rakyat, meskipun itu berarti mengambil alih aset mereka yang tersisa.

Masa kekurangan yang digambarkan dalam Kejadian 47:15 bukan sekadar peristiwa ekonomi. Bagi umat beriman, masa-masa sulit seperti ini sering kali menjadi ujian iman. Bagaimana seseorang merespons ketika segala sesuatu yang mereka andalkan di dunia ini, termasuk kekayaan materi, mulai menghilang? Apakah mereka tetap berpegang pada Tuhan, atau menyerah pada keputusasaan?

Kisah ini mengajarkan beberapa hal penting. Pertama, pentingnya memiliki pemimpin yang bijak dan berpandangan jauh ke depan. Pengelolaan Yusuf selama tujuh tahun kelimpahan memungkinkan Mesir untuk bertahan selama tujuh tahun kekurangan. Kedua, ini menyoroti realitas kehidupan di dunia yang sering kali penuh dengan ketidakpastian dan tantangan. Kekurangan dapat melanda siapa saja, kapan saja. Ketiga, kisah ini menggarisbawahi pentingnya belas kasihan dan empati, bahkan dalam situasi yang sulit.

Refleksi Kepercayaan dan Ketahanan

Ketika uang habis dan kebutuhan pokok menjadi sulit dipenuhi, fokus bergeser dari kepemilikan harta benda ke kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Dalam konteks spiritual, ini bisa menjadi panggilan untuk meninjau kembali apa yang sebenarnya kita percayai dan andalkan. Apakah kita terlalu mengandalkan kekayaan duniawi, ataukah kita telah membangun fondasi iman yang kokoh yang dapat menopang kita melalui badai kehidupan?

Kejadian 47:15 mengingatkan kita bahwa meskipun kekurangan materi bisa sangat menakutkan, ada sumber kekuatan dan harapan yang lebih dalam yang tersedia bagi mereka yang mencarinya. Pengelolaan Yusuf, responsnya yang penuh strategi dan kepedulian, serta kemampuan bangsa Mesir untuk beradaptasi, menunjukkan bahwa bahkan di tengah masa-masa tergelap, kelangsungan hidup dan bahkan pemulihan dapat dicapai. Ayat ini tetap relevan, mengingatkan kita untuk bersiap menghadapi kesulitan, menjaga iman, dan saling peduli di masa-masa genting.