Kejadian 48:10 - Berkat Yakub untuk Efraim dan Manasye

"Adapun mata Israel sudah kabur karena sangat tua, sehingga ia tidak dapat melihat lagi. Lalu disuruhnyalah kedua anaknya itu mendekat kepadanya, dan ia mencium mereka serta memeluk mereka."

Ilustrasi simbolis berkat dan penerimaan leluhur

Simbol tangan yang memberkati dan orang yang menerima berkat.

Ayat dari Kitab Kejadian pasal 48, ayat 10, membawa kita pada sebuah momen yang sarat makna dalam kisah leluhur Israel. Dalam momen ini, Yakub yang sudah renta dan penglihatannya semakin memburuk, memanggil kedua cucunya, Efraim dan Manasye, anak-anak Yusuf. Peristiwa ini bukan sekadar pertemuan keluarga, melainkan sebuah peneguhan janji dan berkat ilahi yang akan diteruskan kepada generasi mendatang. Penglihatan fisik Yakub yang mulai memudar justru mempertajam penglihatan rohaninya, memungkinkannya melihat lebih jauh ke dalam rancangan Allah untuk keturunan Yusuf.

Pada masa itu, memberikan berkat kepada anak-anak sebagai penerus garis keturunan adalah sebuah tradisi yang sangat penting. Berkat dari seorang ayah atau leluhur dianggap memiliki kekuatan spiritual dan membawa pengaruh besar bagi masa depan penerimanya. Dalam konteks Yakub, ia tidak hanya memberkati Efraim dan Manasye sebagai individu, tetapi juga mengukuhkan posisi mereka sebagai pemimpin dalam suku-suku Israel di masa depan. Ini adalah sebuah pengakuan atas pentingnya keturunan Yusuf dalam rencana Allah untuk bangsa Israel.

Meskipun mata fisik Yakub sudah tidak berfungsi optimal, ia tidak ragu-ragu untuk memanggil kedua cucunya. Tindakan memanggil, mencium, dan memeluk menunjukkan kasih sayang dan penerimaan yang mendalam. Ini adalah ekspresi cinta seorang leluhur yang mengantisipasi dan mempersiapkan generasi berikutnya untuk peran mereka. Penting untuk dicatat bahwa Yakub kemudian dengan sengaja menyilangkan tangannya saat memberkati mereka, memberikan tangan kanannya yang lebih kuat kepada Efraim yang lebih muda, yang mengejutkan Yusuf. Namun, Yakub menegaskan bahwa pilihannya adalah berdasarkan penglihatan ilahi, bukan semata-mata usia atau urutan kelahiran.

Kejadian 48:10 menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan, seringkali ada momen-momen penting di mana kita perlu bergantung pada pandangan yang lebih dalam daripada sekadar apa yang terlihat oleh mata. Kepercayaan dan penyerahan diri kepada kehendak ilahi, seperti yang ditunjukkan oleh Yakub, membawa berkat dan penggenapan janji. Ini mengajarkan kita bahwa kekuatan sejati tidak selalu datang dari kekuatan fisik atau kedudukan duniawi, tetapi dari berkat ilahi yang memampukan kita untuk menjalani rencana yang lebih besar.

Kisah ini juga menyoroti pentingnya keluarga dan pewarisan nilai-nilai spiritual. Yakub memastikan bahwa kedua cucunya, yang kelak akan menjadi pendiri dua suku penting dalam Israel, menerima berkat dan pengakuan dari nenek moyang mereka. Ini memberikan fondasi spiritual yang kuat bagi Efraim dan Manasye, serta bagi seluruh bangsa Israel. Dalam pengertian yang lebih luas, ayat ini mengingatkan kita akan janji-janji Allah yang terus berlaku melintasi generasi, dan bagaimana kesetiaan-Nya memperlihatkan diri melalui tindakan-tindakan iman dari umat-Nya.