Kitab Kejadian, bab 5, menyajikan sebuah silsilah yang luar biasa dari Adam hingga Nuh. Bab ini berfungsi lebih dari sekadar daftar nama; ia adalah sebuah narasi tentang ketahanan hidup, garis keturunan ilahi, dan lompatan waktu yang signifikan sebelum datangnya Air Bah. Dalam rentetan panjang usia manusia, ayat 16 menyoroti tokoh Henokh, seorang pribadi yang memiliki hubungan istimewa dengan Allah.
Ayat Kejadian 5:16 secara spesifik menyebutkan bahwa setelah memperanakkan Metusalah, Henokh hidup selama lima ratus tahun lagi. Durasi waktu yang panjang ini tentu menegaskan betapa luar biasanya usia yang dianugerahkan kepada manusia di masa awal penciptaan. Namun, yang membuat kisah Henokh begitu unik dan menonjol bukanlah sekadar panjang usianya, melainkan catatan yang menyertainya. Berbeda dengan leluhurnya yang lain dalam daftar silsilah ini, yang setiap barisnya diakhiri dengan frasa "dan ia mati," narasi tentang Henokh mengambil giliran yang berbeda.
Kehidupan Henokh adalah sebuah kesaksian tentang berjalan bersama Allah. Kitab Kejadian 5:24 menyatakan dengan tegas, "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah; sesudah itu ia tidak ada lagi, karena Allah mengambil dia." Pernyataan ini sangat unik dan tidak ditemukan pada tokoh lain dalam silsilah tersebut. Ini menunjukkan bahwa Henokh menjalani kehidupan yang sangat dekat dengan Sang Pencipta, begitu dekat sehingga kematian jasmani seperti yang dialami orang lain tidak menimpanya. Allah mengangkatnya langsung ke hadirat-Nya, sebuah kehormatan besar yang menandakan kesalehan dan keintiman spiritualnya.
Ayat Kejadian 5:16, dengan menyebutkan bahwa ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan, mengingatkan kita bahwa Henokh tetaplah seorang ayah dan bagian dari keluarga manusia. Ia tidak hidup dalam isolasi spiritual, tetapi menjalani kehidupan normal sebagai seorang pria dari generasinya, membangun keluarga, dan melanjutkan garis keturunan. Namun, di tengah kehidupan keluarga dan sosialnya, ia memelihara hubungan yang mendalam dengan Allah.
Kisah Henokh, seperti yang dijelaskan dalam Kejadian 5:16 dan ayat-ayat sekitarnya, memberikan pelajaran berharga bagi kita. Pertama, ia menunjukkan bahwa kesalehan dan kedekatan dengan Tuhan dapat membawa perbedaan yang signifikan dalam hidup, bahkan dalam cara kita mengakhiri perjalanan di dunia ini. Kedua, ia mengingatkan bahwa kehidupan keluarga dan tanggung jawab duniawi tidak menghalangi seseorang untuk memiliki hubungan spiritual yang mendalam. Henokh berhasil menyeimbangkan keduanya, menjadi ayah dan juga seorang yang berjalan dekat dengan Allah. Akhir kehidupannya yang unik menjadi bukti nyata janji dan kuasa ilahi bagi mereka yang memilih untuk hidup berkenan kepada-Nya.