Kitab Kejadian, babak awal dari Alkitab, menceritakan kisah penciptaan dunia dan permulaan umat manusia. Salah satu bagian penting dalam kitab ini adalah silsilah panjang yang menggambarkan garis keturunan dari Adam hingga Nuh. Silsilah ini bukan sekadar daftar nama, melainkan penanda kontinuitas kehidupan dan sejarah ilahi yang terus bergulir. Ayat seperti Kejadian 5:7 memberikan gambaran ringkas namun signifikan tentang penerusan generasi di antara para leluhur purba.
Ayat Kejadian 5:7 menyebutkan dua nama penting dalam silsilah tersebut: Enos dan Kenan, serta ayah Kenan, yaitu Mahalalel. Enos adalah cucu dari Adam melalui Set, putra Adam yang diutus Tuhan setelah Kain membunuh Habel. Kelahiran Enos menandai dimulainya generasi yang memanggil nama TUHAN, sebagaimana disebutkan dalam Kejadian 4:26. Hal ini menunjukkan sebuah perkembangan spiritual dalam garis keturunan yang dijaga oleh Tuhan.
Selanjutnya, ayat ini menyatakan bahwa setelah Enos hidup dan mencapai usia tertentu (dalam tradisi ini, "hidup" seringkali menyiratkan lamanya masa hidup dan produktivitas), ia dikaruniai seorang putra bernama Kenan. Proses ini berulang: setelah Kenan hidup, ia pun dikaruniai seorang putra bernama Mahalalel. Pola ini, "sesudah [nama] hidup, lahirlah [nama lain]", menjadi ciri khas dari silsilah di pasal kelima Kitab Kejadian. Ini menekankan bagaimana setiap individu dalam silsilah tersebut adalah bagian dari rantai kehidupan yang terhubung.
Pengulangan frasa "sesudah [nama] hidup" memberikan nuansa ketenangan dan keteraturan. Ini menunjukkan bahwa kehidupan terus berjalan sebagaimana mestinya, generasi demi generasi lahir dan tumbuh. Perlu dicatat bahwa ayat-ayat ini juga mencantumkan usia para leluhur ketika mereka memiliki anak dan total usia hidup mereka, yang seringkali sangat panjang. Hal ini memberikan dimensi sejarah yang berbeda dari zaman kita.
Kejadian 5:7 dan ayat-ayat serupa di pasal ini mengingatkan kita tentang pentingnya warisan dan keberlanjutan. Setiap individu adalah bagian dari sebuah cerita yang lebih besar, yang dimulai dari Sang Pencipta. Melalui silsilah ini, kita melihat bagaimana Tuhan menjaga janji-Nya dan melanjutkan rencana-Nya melalui garis keturunan manusia. Memahami silsilah ini membantu kita melihat pola kehendak Tuhan yang bekerja dalam sejarah manusia, menghubungkan masa lalu dengan masa kini, dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usul kita di hadapan-Nya.