Kejadian 9:26 - Berkat untuk Sem

"Terpujilah TUHAN, Allah Syem, dan biarlah Kanaan menjadi hamba budaknya."
Simbol keluarga dan berkat masa depan

Ayat dari Kitab Kejadian pasal 9, ayat 26, mencatat sebuah momen penting dalam narasi pembentukan bangsa-bangsa di bumi setelah peristiwa Air Bah. Ayat ini merupakan berkat yang diucapkan oleh Nuh, bapa leluhur umat manusia pasca-Air Bah, yang ditujukan kepada Sem. Hubungan antara Nuh, Sem, dan Kanaan menjadi kunci untuk memahami makna mendalam dari berkat ini, yang memiliki implikasi teologis dan historis yang signifikan.

Konteks dari ayat ini adalah kisah tentang Nuh yang mabuk dan dicela oleh anaknya, Ham. Ham kemudian menceritakan hal ini kepada saudara-saudaranya, Sem dan Yafet. Sem dan Yafet, dengan penuh hormat, menutupi aib ayah mereka dengan berjalan mundur sambil membelakangi. Sebagai respons atas tindakan hormat Sem ini, Nuh kemudian mengucap berkat atas Sem dan mendalilkan kutukan atas Kanaan, anak Ham. Ayat 9:26 secara spesifik berfokus pada berkat untuk Sem.

"Terpujilah TUHAN, Allah Syem" adalah inti dari berkat tersebut. Ini bukan sekadar ucapan terima kasih, melainkan pengakuan akan keagungan dan kedaulatan Allah dalam kehidupan keturunan Sem. Nuh mengakui bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan dan berkat. Penting untuk dicatat bahwa Nuh tidak hanya memberkati Sem, tetapi ia memanggil dan memuji Tuhan sebagai "Allah Sem." Ini menyiratkan bahwa melalui garis keturunan Sem, Allah akan menyatakan diri-Nya dan menunjukkan kuasa-Nya dalam sejarah. Dalam tradisi teologis, Sem diyakini sebagai leluhur dari bangsa-bangsa yang kemudian menjadi umat pilihan Allah, termasuk bangsa Israel.

Bagian kedua dari ayat ini, "dan biarlah Kanaan menjadi hamba budaknya," seringkali menimbulkan pertanyaan dan kontroversi. Perlu dipahami bahwa ini bukan kutukan yang ditujukan kepada seluruh bangsa Kanaan secara keseluruhan untuk menjadi budak selamanya dalam pengertian yang memuakkan. Sebaliknya, ini adalah ramalan profetik tentang posisi Kanaan dalam hubungan dengan keturunan Sem di masa depan. Dalam konteks sejarah kuno, "hamba" bisa berarti pelayan atau bawahan, dan ini seringkali terkait dengan dominasi politik atau sosial. Ayat ini memprediksi bahwa bangsa-bangsa yang berasal dari Kanaan akan berada dalam posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan keturunan Sem, yang akan diberkati Allah untuk memimpin dan memiliki.

Makna berkat ini meluas melampaui hubungan pribadi antara ayah dan anak. Ini adalah deklarasi ilahi mengenai rencana Allah bagi dunia. Melalui Sem, Allah akan membangun hubungan perjanjian yang unik. Keturunan Sem akan membawa warisan spiritual yang penting, dan melalui merekalah Mesias yang dijanjikan akan datang. Ayat ini menegaskan komitmen Allah untuk bekerja melalui garis keturunan yang dipilih-Nya, sambil juga menunjukkan konsekuensi bagi mereka yang tidak menghormati atau menentang kehendak-Nya. Pemahaman yang utuh dari ayat ini menuntut kita untuk melihatnya dalam bingkai narasi keselamatan Allah yang lebih luas, yang dimulai dengan janji-janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub, yang semuanya adalah keturunan Sem.

Oleh karena itu, Kejadian 9:26 adalah ayat yang kaya akan makna teologis dan historis. Ia adalah penegasan berkat Allah atas Sem, pengakuan atas kedaulatan Ilahi, dan prediksi tentang peran keturunan Sem dalam rencana keselamatan Allah. Ini adalah pengingat bahwa Allah berdaulat atas semua bangsa, dan bahwa tindakan hormat serta ketidaktaatan memiliki konsekuensi dalam perjalanan sejarah umat manusia.