Keluaran 12:9 - Mukjizat Paskah yang Menginspirasi

"Jangan kamu memakannya setengah matang atau direbus dalam air, tetapi harus dimakan panggang di perapian, dengan kepala serta betis dan isi perutnya."

Ayat dari Kitab Keluaran 12:9 ini bukan sekadar instruksi kuliner untuk perayaan Paskah pertama bangsa Israel di Mesir. Lebih dari itu, ayat ini sarat makna simbolis dan teologis yang mendalam, menjadi saksi bisu dari sebuah momen transformasi yang monumental. Ketika Tuhan hendak membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir yang mencekam, Ia memberikan serangkaian perintah yang harus dilaksanakan dengan cermat. Perintah mengenai cara penyajian domba Paskah, termasuk bagian yang tertera pada Keluaran 12:9, adalah salah satu dari sekian banyak detail penting.

Mari kita bedah makna di balik “jangan kamu memakannya setengah matang atau direbus dalam air, tetapi harus dimakan panggang di perapian”. Penggunaan air untuk merebus dapat diartikan sebagai sebuah proses yang lambat, mungkin tidak total, dan bisa saja meninggalkan bagian yang belum sepenuhnya matang atau tersentuh. Sebaliknya, memanggang di perapian menyiratkan sebuah proses yang lebih cepat, intens, dan menyempurnakan. Panas langsung dari api akan mengubah daging domba secara menyeluruh, menjadikannya matang sempurna. Ini mencerminkan pembebasan yang akan datang itu bukan proses yang setengah-setengah, melainkan sebuah tindakan ilahi yang penuh kuasa dan final.

Simbol api unggun dan simbol domba Paskah

Selain itu, instruksi untuk menyantap domba “dengan kepala serta betis dan isi perutnya” juga memiliki makna yang kaya. Ini berarti tidak ada bagian dari domba yang boleh dibuang atau disisihkan. Semuanya harus dikonsumsi. Ini melambangkan bahwa penebusan yang Allah berikan adalah total dan sempurna. Tidak ada satu pun detail atau aspek kehidupan yang luput dari jangkauan kuasa dan kasih-Nya. Setiap bagian dari diri kita, dari pemikiran (kepala), tindakan (betis), hingga yang paling tersembunyi (isi perut), semuanya harus dipersembahkan kepada-Nya.

Keluaran 12:9 juga mengingatkan kita pada sifat mendesak dari peristiwa tersebut. Domba Paskah dimakan dengan segera, dalam keadaan siap untuk pergi. Mereka tidak memiliki waktu untuk menunggu makanan disiapkan dengan cara yang lebih santai. Ini menggambarkan kesiapan yang harus dimiliki umat Allah untuk merespons panggilan-Nya. Ketika Tuhan bertindak, kita harus siap untuk bergerak, untuk meninggalkan apa yang mengikat kita, dan untuk melangkah menuju kebebasan yang telah Ia sediakan. Pemanggangan yang cepat dan penyajian yang lengkap adalah bagian dari persiapan untuk sebuah perjalanan besar.

Dalam konteks yang lebih luas, domba Paskah ini menjadi bayangan dari Yesus Kristus, Sang Anak Domba Allah, yang dikorbankan untuk menghapus dosa dunia. Kematian-Nya di kayu salib bukanlah sebuah kecelakaan atau peristiwa yang setengah hati. Ia mati sepenuhnya, menebus dosa kita secara total. Perayaan Paskah bagi umat Kristen adalah pengingat akan pengorbanan sempurna ini, yang membebaskan kita dari perbudakan dosa dan memberikan kehidupan kekal. Keluaran 12:9, dengan segala detailnya yang tampak sederhana, ternyata menyimpan janji pembebasan yang mendalam dan menyeluruh, sebuah cerminan dari kasih dan kuasa ilahi yang tak terbatas.