"Berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Perlu diingat hari ini, hari kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan, sebab dengan tangan yang kuat TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana. Janganlah kamu makan sesuatu yang beragi."
Ayat Keluaran 13:3 menggarisbawahi momen krusial dalam sejarah bangsa Israel: peringatan tentang keluarnya mereka dari tanah Mesir. Hari itu bukan sekadar perpindahan geografis, melainkan sebuah peristiwa teologis yang monumental, sebuah pembebasan yang diperjuangkan oleh tangan Tuhan yang kuat. Musa, sebagai nabi dan pemimpin yang ditunjuk Tuhan, menyampaikan instruksi penting ini kepada seluruh umat. Ada dua elemen utama yang ditekankan: pengingatan akan kelepasan itu sendiri, dan sebuah perintah spesifik mengenai perayaan.
Perintah untuk "mengingat hari ini" bukanlah sekadar saran, melainkan sebuah kewajiban spiritual. Bangsa Israel diperintahkan untuk menghidupkan memori akan pembebasan dari perbudakan yang telah berlangsung ratusan tahun. Ingatan ini penting agar mereka tidak pernah melupakan kekuatan dan kesetiaan Tuhan dalam memenuhi janji-Nya. Kelepasan dari Mesir adalah bukti nyata bahwa Tuhan adalah penebus yang berkuasa, yang mampu mematahkan belenggu penindasan terberat sekalipun. Pengalaman ini menjadi fondasi identitas bangsa Israel, mercusuar yang menerangi jalan mereka, mengingatkan mereka akan siapa diri mereka di hadapan Tuhan.
Selanjutnya, perintah "Janganlah kamu makan sesuatu yang beragi" berkaitan langsung dengan perayaan kelepasan ini, yang kemudian dikenal sebagai Paskah. Ragi dalam konteks biblis sering kali melambangkan kejahatan, kesombongan, atau dosa yang dapat menyebar dan merusak. Dengan tidak memakan roti beragi, bangsa Israel secara simbolis menyingkirkan segala sesuatu yang dapat mencemari kemurnian perayaan mereka. Ini adalah tindakan kesucian, sebuah pengakuan bahwa mereka keluar sebagai umat yang baru, yang telah dibebaskan dari segala kenajisan Mesir. Perintah ini juga menekankan urgensi dan kecepatan kepergian mereka; tidak ada waktu untuk menunggu adonan mengembang, mereka harus segera bergerak, siap menghadapi apa pun yang ada di depan dengan hati yang bersih dan fokus pada Tuhan.
Keluaran 13:3 bukan hanya catatan sejarah kuno, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip abadi bagi umat beriman. Ia mengingatkan kita akan pentingnya mengingat tindakan penyelamatan Tuhan dalam hidup kita, baik yang besar maupun yang kecil. Mengingat bagaimana Tuhan telah membawa kita keluar dari "rumah perbudakan" dosa dan kegelapan adalah cara untuk memperkuat iman dan menumbuhkan rasa syukur. Perintah untuk hidup dalam kesucian, menjauhi pengaruh buruk yang dapat merusak hubungan kita dengan Tuhan, juga relevan hingga kini. Peringatan ini adalah seruan untuk hidup dalam kebebasan sejati yang diberikan oleh Tuhan, dengan hati yang murni dan ingatan yang tajam akan kasih dan kuasa-Nya. Kelepasan dari Mesir adalah gambaran awal dari penebusan yang lebih besar yang akan datang melalui Yesus Kristus, yang juga membebaskan kita dari perbudakan dosa.