Keluaran 18:15

"Berkatalah Musa kepada Yitro: 'Ayolah, supaya aku memberitahukan apa yang telah dilakukan TUHAN kepada Firaun dan kepada orang Mesir karena Israel, segala kesukaran yang mereka alami di jalan dan bagaimana TUHAN telah menyelamatkan mereka.'"

Titik Balik dalam Kepemimpinan

Kisah Keluaran 18:15 mengawali sebuah momen krusial dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir. Ini bukan sekadar pengakuan atas pertolongan ilahi, melainkan sebuah transisi penting yang dipicu oleh percakapan antara Musa dan mertuanya, Yitro. Ayat ini menjadi pintu gerbang menuju nasihat berharga yang akan mengubah cara Musa mengelola sebuah bangsa yang baru saja bebas dari perbudakan.

Setelah berbulan-bulan menempuh perjalanan yang penuh tantangan, akhirnya Yitro datang mengunjungi Musa di padang gurun. Pertemuan ini memberikan kesempatan bagi Musa untuk berbagi segala hal yang telah dialami umatnya. Ia tidak hanya menceritakan bagaimana Allah secara ajaib membebaskan mereka dari cengkeraman Firaun dan menghancurkan tentara Mesir di Laut Merah, tetapi juga menekankan "segala kesukaran yang mereka alami di jalan." Pengakuan ini penting; kepemimpinan yang efektif tidak hanya merayakan kemenangan, tetapi juga memahami perjuangan dan penderitaan orang-orang yang dipimpin.

Jalan Pembebasan & Kebijaksanaan

Visualisasi perjalanan dan kebijaksanaan.

Nasihat Yitro: Fondasi Organisasi

Mendengar kisah Musa, Yitro menyadari bahwa Musa sedang memikul beban yang terlalu berat. Seluruh umat Israel datang kepada Musa dari pagi sampai petang untuk meminta keputusan ilahi. Dalam Keluaran 18:17-23, Yitro memberikan nasihat yang revolusioner: Musa perlu mendelegasikan tugas. Ia menyarankan agar Musa mengajarkan hukum-hukum Allah kepada orang-orang yang cakap, takut akan Allah, dapat dipercaya, dan membenci keserakahan, untuk menjadi hakim atas masalah-masalah kecil.

Ini adalah prinsip dasar manajemen dan kepemimpinan yang relevan hingga kini. Dengan memecah beban, Musa dapat fokus pada hal-hal yang lebih besar, seperti mendengarkan firman Allah dan mengajar umat-Nya. Nasihat Yitro bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang pemberdayaan. Ia melihat potensi pada orang-orang lain dan mengusulkan agar mereka turut berperan dalam mengelola komunitas.

Keluaran 18:15, meskipun singkat, mengandung inti dari pelajaran penting ini. Ia menunjukkan bahwa kesadaran akan apa yang telah terjadi, baik kemenangan maupun kesulitan, adalah langkah pertama sebelum menerima dan menerapkan kebijaksanaan. Musa, sebagai pemimpin, membuka diri untuk mendengar dan belajar, sebuah kualitas esensial bagi siapa pun yang memegang tanggung jawab. Kebijaksanaan yang diterima dari Yitro kemudian membentuk struktur organisasi pertama bagi bangsa Israel, menyiapkan mereka untuk tantangan-tantangan selanjutnya dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa memimpin adalah seni yang membutuhkan keseimbangan antara ketegasan ilahi, pemahaman terhadap kondisi umat, dan kemampuan untuk menerima serta menerapkan nasihat yang bijak. Keluaran 18:15, sebagai pembuka percakapan, adalah pengingat akan kerendahan hati yang diperlukan untuk pertumbuhan kepemimpinan.