Kitab Keluaran, khususnya pasal 21 dan 23, merupakan sumber hukum dan moral yang mendalam bagi umat pilihan Allah. Pasal-pasal ini tidak hanya mengatur kehidupan sosial dan peradilan, tetapi juga mencerminkan karakter Allah yang adil, penuh kasih, dan berkehendak agar umat-Nya hidup dalam harmoni, baik antar sesama maupun dengan-Nya.
Pasal 21 seringkali disebut sebagai kitab hukum bagi umat Israel, yang mencakup berbagai peraturan mengenai perbudakan, kekerasan fisik, kerusakan properti, dan kewajiban-kewajiban lainnya. Peraturan mengenai budak Ibrani, misalnya, menunjukkan belas kasih dan keadilan yang membatasi praktik perbudakan agar tidak menjadi eksploitasi yang kejam. Budak Ibrani memiliki hak-hak tertentu, termasuk pembebasan setelah jangka waktu tertentu, yang mencerminkan prinsip kebebasan yang tertanam dalam ajaran ilahi.
Lebih lanjut, pasal ini membahas tentang ganti rugi yang adil. Jika seseorang menyebabkan cedera pada orang lain, baik sengaja maupun tidak sengaja, ia harus memberikan kompensasi yang setimpal. Prinsip "mata ganti mata, gigi ganti gigi" bukanlah seruan untuk balas dendam yang brutal, melainkan batas untuk mencegah hukuman yang berlebihan dan memastikan keadilan proporsional. Ini adalah fondasi penting untuk membangun masyarakat yang stabil dan teratur, di mana setiap orang bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Pasal 23 memperluas cakupan peraturan dengan memasukkan tuntunan mengenai keadilan dalam persidangan, perlindungan terhadap orang asing, janda, dan yatim piatu, serta larangan terhadap kesaksian palsu dan penyuapan. Allah sangat peduli terhadap kelompok yang rentan dalam masyarakat, dan pasal ini menegaskan bahwa keadilan harus berlaku untuk semua, tanpa memandang status sosial.
Selain itu, pasal 23 juga mengatur berbagai perayaan keagamaan dan kewajiban untuk mempersembahkan hasil panen. Ini menekankan pentingnya pengakuan atas berkat-berkat dari Allah dan menjaga hubungan yang benar dengan Pencipta. Ada juga peringatan penting tentang "jangan campur tangan dalam urusan orang lain dengan tipu daya yang keji" dan perintah untuk "jangan menerima suap". Peraturan ini adalah kunci untuk mencegah korupsi dan menjaga integritas dalam setiap aspek kehidupan.
Keluaran 21 dan 23 memberikan gambaran utuh tentang bagaimana umat yang percaya harus hidup. Mereka diajak untuk menghormati hak-hak sesama, bertindak adil, menunjukkan belas kasih, dan senantiasa mengingat dan menaati Allah. Peraturan-peraturan ini bukan sekadar aturan kaku, melainkan petunjuk untuk membentuk karakter yang mencerminkan kasih dan keadilan ilahi, menciptakan masyarakat yang sejahtera dan benar di hadapan Tuhan.