"Kemudian Musa dan Harun, Nadab dan Abihu, serta tujuh puluh orang tua-tua Israel naik ke atas, dan mereka melihat Allah Israel."
Ayat Keluaran 24:9 mencatat sebuah momen luar biasa dalam sejarah bangsa Israel. Setelah menerima hukum Taurat di Gunung Sinai, Musa, Harun, Nadab, Abihu, dan tujuh puluh orang tua-tua Israel diizinkan untuk naik ke gunung dan melihat Allah Israel. Ini bukanlah sekadar penglihatan biasa, melainkan sebuah pengalaman spiritual yang mendalam, sebuah kehormatan yang hanya diberikan kepada segelintir orang. Penglihatan ini menjadi bukti nyata kehadiran dan kuasa Tuhan yang mengagumkan bagi umat-Nya.
Kesempatan untuk "melihat Allah Israel" menggambarkan kedekatan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Tuhan dan umat pilihan-Nya. Ini adalah simbol bagaimana Tuhan ingin berinteraksi dengan manusia, bukan dari kejauhan, tetapi dalam sebuah hubungan yang intim. Meskipun bentuk fisik Allah tidak digambarkan secara rinci, penekanan pada "Allah Israel" menunjukkan bahwa Tuhan yang mereka lihat adalah Tuhan yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Tuhan yang berjanji dan setia pada perjanjian-Nya.
Keluaran 24:9 tidak hanya relevan sebagai catatan sejarah, tetapi juga memiliki makna spiritual yang kaya bagi kita saat ini. Ayat ini mengingatkan kita akan kerinduan Tuhan untuk menjalin hubungan yang dekat dengan umat manusia. Dalam Perjanjian Baru, janji ini digenapi sepenuhnya melalui Yesus Kristus. Yesus adalah manifestasi Allah yang sempurna di bumi, yang melalui-Nya kita dapat mengenal dan bersekutu dengan Bapa di surga.
Bagi orang percaya masa kini, ayat ini menjadi pengingat bahwa Tuhan mengundang kita untuk mendekat kepada-Nya. Proses mendekat ini melibatkan iman, doa, mempelajari firman-Nya, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Seperti para tua-tua Israel yang diizinkan naik ke gunung, kita pun dipanggil untuk mengalami kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengalaman ini akan membentengi kita, memberikan kekuatan, dan mengarahkan langkah kita di tengah kompleksitas kehidupan.
Kisah ini juga mengajarkan pentingnya rasa hormat dan kekudusan saat berhadapan dengan yang ilahi. Para pemimpin Israel naik ke gunung dengan persetujuan Musa, yang berarti ada otoritas dan tatanan ilahi yang dihormati. Hal ini menegaskan bahwa meskipun Tuhan mengundang kita untuk dekat, kita harus melakukannya dengan kerendahan hati dan kesadaran akan kebesaran-Nya. Keluaran 24:9 memberikan gambaran tentang kemuliaan ilahi dan undangan Tuhan untuk bersekutu, sebuah janji yang terus relevan dalam perjalanan iman kita.