Keluaran 26:17

"Hendaklah engkau membuat dua puluh papan kerangka untuk Kemah itu, dari kayu penaga, masing-masing papan empat puluh hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya."

Struktur Ilahi Kayu Penaga & Ukuran Tepat

Dalam kisah keluaran dari Mesir, perintah ilahi untuk membangun Kemah Suci memberikan gambaran yang jelas tentang ketelitian dan tujuan dari setiap elemennya. Ayat Keluaran 26:17 secara spesifik menyebutkan instruksi untuk membuat dua puluh papan kerangka Kemah, menggunakan kayu penaga. Kayu penaga dikenal karena kekuatannya dan ketahanannya, menjadikannya material yang ideal untuk struktur yang harus bertahan lama dan kokoh. Ukuran yang ditetapkan—masing-masing papan berukuran empat puluh hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya—menekankan pentingnya presisi dalam pengerjaan. Setiap detail memiliki makna dan fungsinya sendiri dalam menunjang keseluruhan desain Kemah Suci yang merupakan tempat tinggal Allah di antara umat-Nya.

Pembangunan Kemah Suci bukanlah sekadar proyek konstruksi biasa. Ini adalah tindakan ibadah, sebuah respons ketaatan terhadap firman Allah yang disampaikan melalui Musa. Perintah yang terinci, seperti yang tercantum dalam Keluaran 26:17, menunjukkan bahwa Allah sangat memperhatikan setiap aspek. Ukuran yang tepat dan material pilihan mencerminkan keseriusan dan kesucian dari tempat yang akan menjadi pusat ibadah dan pertemuan antara Allah dan umat-Nya. Kayu penaga yang dipilih bukanlah sembarang kayu; melambangkan keteguhan iman dan kebenaran yang menjadi fondasi hubungan ilahi.

Angka dua puluh papan kerangka ini menjadi bagian integral dari dinding Kemah. Mereka tidak hanya membentuk struktur fisik, tetapi juga metafora bagi komunitas yang kokoh dan terorganisir. Setiap papan, meskipun berdiri sendiri, bekerja sama untuk membentuk dinding yang kuat dan menyangga tabernakel. Ini mengingatkan kita pada pentingnya setiap individu dalam sebuah komunitas iman. Ketaatan terhadap instruksi ilahi, bahkan dalam detail sekecil Keluaran 26:17, menunjukkan sebuah tatanan yang sempurna. Ini adalah cetak biru untuk membangun sesuatu yang permanen dan bermakna, sesuatu yang dapat menampung hadirat ilahi.

Lebih jauh lagi, instruksi ini menekankan bahwa dalam rencana Allah, tidak ada ruang untuk improvisasi yang gegabah. Ketelitian dalam setiap ukuran dan material adalah cerminan dari sifat Allah sendiri yang maha sempurna dan teratur. Kemah Suci yang dibangun sesuai dengan perintah ini, termasuk detail pada Keluaran 26:17, akhirnya menjadi simbol kehadiran Allah yang nyata di tengah-tengah umat-Nya, sebuah gambaran awal dari bagaimana Allah ingin berdiam bersama manusia. Ini adalah kisah tentang iman, ketaatan, dan bagaimana rencana ilahi terwujud melalui pengerjaan yang teliti, membentuk sebuah struktur yang kudus dan fungsional. Ukuran yang spesifik dari papan kayu penaga ini, yaitu empat puluh hasta kali lima hasta, bukan sekadar dimensi, tetapi representasi dari proporsi kebenaran dan keadilan ilahi yang harus menjadi dasar dari segala sesuatu yang dibangun demi kemuliaan-Nya.